DEPOK, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menegaskan, langkah pemerintah melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peran koperasi dan usaha kecil menengah (KUKM) bukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi semata, namun untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Inilah usaha pemerintah yang harus didukung oleh semua pihak,” kaya Puspayoga dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Sebelumnya, Puspayoga dalam acara closing ceremony 11th Hindu For Generation (HFG) di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jabar, Minggu (20/11/2016) didampimpingi Deputi bidang Kelembagaan Kemenkop UKM Meliadi Sembiring, Direktur Kemahasiswaan UI Arman Nefi, Pembina Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) UI I Made Kartika Diputra, Ketua KMHD UI I Dewa Gede Kharisma Yudha, serta puluhan mahasiswa UI asal Bali.
Puspayoga mengatakan, kebijakan Presiden Jokowi yang mencanangkan satu harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua dan Papua Barat merupakan salah satu contoh program bagaimana merawat NKRI.
Di mana selama ini, masyarakat yang berada di Indonesia bagian barat maupun sebagaian besar Indonesi timur sudah menikmati harga BBM yang sama. Sementara di Papua dan Papua Barat harganya masih selangit.
“Cara seperti inilah yang akan memperkokoh NKRI, sebab di Papua harga BBM bisa tinggi. Jadi ini bukan hanya urusan ekonomi,” ujarnya.
Untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat, pemerintah sedang fokus pada pembangunan infrastruktur, tourism, energi dan maritim.
Puspayoga mengatakan, program unggulan ini saling korelasi satu Sam yang lain. Jika infrastruktur dibangun maka secara merata maka koperasi dan UKM di daerah akan tumbuh pesat.
Dengan KUKM tumbuh secara otomatis akan membuka lapangan kerja baru dan tentu angka kemiskinan akan semakin ditekan.
Selain itu, juga akan memberikan masukan kepada daerah setempat tentang pengembangan pariwisata.
“Makanya pemerintah fokus pada pemberdayaan koperasi dan UKM,” ujar Menkop.
Menurut Puspayoga, UMKM merupakan sumber penghidupan terbesar bagi masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian KUKM dan BI tahun 2015 menunjukkan jumlah UMKM per 2014 sejumlah 59,3juta unit (99,9 persen unit usaha), kontribusi 96,7 persen tenagakerja, dan kontribusi 57,6 persen terhadap PDB.
Walaupun peran UMKM sangat strategis dalam mengurangi pengangguran, namun menurut BPS (Agustus 2015) angka penganguran sedikit bertambah menjadi 7,56 juta orang atau meningkat 320 ribu dari tahun 2014.
“Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya.
Dengan membuka suatu usaha, kata Puspayoga, banyak peluang-peluang baru bagi para pengusaha. Misalnya, peluang menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar, peluang mengembangkan usaha dengan membuka cabang di berbagai kota, serta peluang untuk mencoba usaha baru yang masih berhubungan dengan induk usaha.
“Kelebihan berwirausaha juga bermanfaat bagi masyarakat, karena secara otomatis saudara membantu para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan,” katanya. (chr)