Puspayoga Minta Mall Beri Ruang Pamer bagi UKM dan Industri Kreatif
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga membuka secara resmi Festival Budaya & Ekonomi Kreatif Universitas Airlangga tahun 2016 ditandai dengan menusukan Wayang Kayon di Surabaya, Selasa (1/11/2016)

SURABAYA, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) AAGN Puspayoga mengimbau pusat perbelanjaan atau mall untuk memberikan ruang pamer bagi UKM dan pelaku ekonomi Kreatif agar bisa tumbuh dan berkembang.

“UKM dan industri kreatif, akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan, namun mereka butuh dukungan untuk bisa berkembang,” kata Puspayoga dalam keterangan persnya usai acara Festival Budaya dan Ekonomi Kreatif Universitas Airlangga (Unair) 2016 di Grand City, Surabaya, Selasa (1/11/2016).

Dia menilai, kegiatan yang dilakukan Unair dengan menggelar festival budaya dan ekonomi kreatif di mall merupakan sebuah terobosan kreatifitas.  Apalagi produk kreatif yang ditampilkan juga penuh dengan nuansa budaya seperti wayang, batik dan keris, juga batu-batuan.

Menurut Menkop, hal ini layak ditiru mall-mall lainnya.  Untuk itu, Puspayoga meminta mall-mall yang ada di surabaya maupun di daerah lain supaya bisa memberikan ruang kepada UKM dan ekonomi kreatif untuk pameran. Walaupun kita tahu, mal adalah barang branded, namun demi kemitraan, mall juga harus menggandeng UKM,” katanya.

Baca Juga:  Kemensos Tingkatkan Kompetensi SDM Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan Dengan Hukum

Ekonomi kreatif yang berbasis budaya keris, batik dan wayang tinggal diberi sentuhan kreativitas. Misalnya, teknologi digital dan sebagainya agar bisa berkembang secara luas bahkan mendunia.

“Itulah hebatnya ekonomi kreatif, kalau idenya bagus banyak orang mau memodali, ekonomi kreatif hasilnya adalah ide-ide. Semakin banyak ide, maka modal akan mengikuti. Di luar negeri sudah banyak dipakai batik dengan sentuhan sentuhan kreativitas,” katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih menambahkan, dengan sentuhan kreatifitas diyakini ekonomi kreatif berbasis budaya akan cepat berkembang. “Wayang kalau disentuh dengan teknologi tertentu, kreatifitas tertentu, maka akan mengalahkan berbagai tayangan sinetron,” katanya. (ach)