BATANGTORU, Indotimes.co.id – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, berkomitmen kuat kepada upaya penanggulangan bencana, yang mencakup pencegahan dan mitigasi serta pengurangan risiko bencana.
PTAR sudah menggelar Program Desa Tanggap Bencana (Destana), Peningkatan Kapasitas Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tapanuli Selatan, dan latihan atau simulasi Rencana Tindak Darurat.
General Manager Operations PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, mengatakan salah satu prioritas Perusahaan dalam menjalankan aktivitas pertambangan adalah memaksimalkan dampak positif kehadiran Perusahaan bagi para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat di lingkar area tambang.
Perusahaan berkolaborasi dengan pemerintah daerah menggiatkan pelatihan penanggulangan bencana dan merangkul masyarakat menguatkan kesiapsiagaan terhadap bencana.
“Kami menyadari bahwa bencana alam merupakan keniscayaan dan tidak dapat kita tolak, sehingga yang bisa kita lakukan adalah mencegah dan memitigasi serta mengurangi risiko bencana. Pada dasarnya, upaya penanggulangan bencana merupakan panggilan kemanusiaan dan tanggung jawab kita semua, termasuk kami sebagai badan usaha,” kata Rahmat salad keterangan Persnya yang diterima Redaksi Indotimes Di Jakarta, Minggu (9/7).
Menurutnya, sejumlah program penanggulangan bencana sudah dilakukan Perusahaan secara konsisten dari tahun ke tahun untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan.
Di bidang pengurangan risiko bencana, PTAR bekerja sama dengan Ready Indonesia menggelar pelatihan manajemen posko, pemasangan dan pembongkaran tenda, emergency response Standard Operational, serta memfasilitasi kelompok relawan Destana di empat desa di tiga kecamatan.
Pada tahun 2022 PTAR mengirimkan empat orang Destana dan dua personel Damkar Tapanuli Selatan mengikuti Indonesia Fire and Rescue Challenge (IFRC) di Banyuwangi, Jawa Timur, selama 2 minggu.
Selain itu, PTAR mengadakan peningkatan kapasitas Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) Tapanuli Selatan, bekerja sama dengan Tim Tanggap Darurat/ Emergency Response Team (ERT) PTAR.
Teranyar, sesuai regulasi pemerintah, PTAR baru saja mengadakan simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) bendungan tailings storage facility (TSF) Martabe. Simulasi RTD yang diadakan pada 6 Juli 2023 di empat shelter di Kecamatan Batangtoru tersebut berjalan sukses diikuti 200 perwakilan warga dari enam desa lingkar tambang, yakni Aek Pining, Batuhula, Sumuran, Telo, Napa, Wek 3, dan Wek 4.
Keberhasilan simulasi RTD yang mengangkat tema “Kita Siap, Kita Sigap!” itu juga tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, Polres Tapanuli Selatan, Kodim 0212/TS, Basarnas, PMI, BMKG, Muspika Batangtoru, dan relawan Destana.
Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan, Umar Halomoan Daulay, mengatakan simulasi RTD dapat menjadi wadah edukasi dan membangun budaya siap siaga agar risiko bencana dapat dikurangi. Dalam simulasi RTD ini, BPBD Tapanuli Selatan menjadi leading sector pelaksanaan simulasi RTD tersebut.
“Simulasi RTD berjalan baik berkat dukungan masyarakat, TNI & Polri, serta PTAR. Dari rangkaian sosialisasi hingga simulasi, masyarakat diharapkan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya jika bencana terjadi. Kami juga mengapresiasi PTAR atas komitmennya untuk beroperasi sesuai ketentuan pemerintah. Tidak hanya dalam hal membangun bendungan TSF yang aman, tetapi juga mendukung pelaksanaan simulasi RTD,” kata Umar.
PTAR sebagai pembangun bendungan telah memiliki RTD dan melakukan sosialisasi RTD kepada masyarakat, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 27 Tahun 2015 tentang Bendungan.
Saat simulasi RTD, peserta berlatih melaksanakan penyelamatan dan pengungsian warga, mendirikan tenda barak, serta berkoordinasi dan berkomunikasi secara efektif antara para petugas dan masyarakat. Simulasi RTD sangat terbantu dengan adanya Destana yang sudah dibentuk dan intensif dilatih PTAR sejak beberapa tahun silam.
Dalam bidang penangangan serta pemulihan korban bencana, PTAR aktif mengirimkan Tim Tanggap Darurat/ERT PTAR ke sejumlah area bencana di Indonesia. Tercatat, sudah tujuh kali PTAR mendatangkan ERT untuk ikut menangani bencana.
Misalnya saja pada Desember 2022 PTAR mengirimkan ERT ke lokasi bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat. Di sana relawan PTAR membantu mencari korban hilang, mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat kepada lansia dan pengungsi, serta menyerahkan donasi berupa bahan pokok, obat-obatan, dan tenda pengungsi.
Sebelumnya, pada 2021 relawan PTAR didatangkan ke lokasi bencana erupsi Gunung Semeru untuk bekolaborasi dengan Tim ERG ESDM Siaga Bencana melakukan penyisiran korban, juga menggelar pelayanan kesehatan dasar ke masyarakat terdampak. Erupsi Gunung Sinabung pada November 2013; gempa di Piddie Jaya, Aceh, pada 2016; dan gempa di Gunung Sari, Lombok Barat, pada 2018 juga tidak lepas dari keikutsertaan ERT PTAR. (A Choir)