JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo memperkirakan Indonesia membutuhkan investasi Rp 5.000 triliun untuk lima tahun ke depan.
Namun kemampuan pemerintah hanya Rp1.500 triliun per tahun.
“Untuk itu, kita perlu mengajak para investor dalam dan luar negeri untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia,” kata Eko Putro Sandjojo usai pertemuan dengan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim, di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Menurut dia, Malaysia berkomitmen akan berinvestasi di Indonesia sebanyak Rp55 triliun.
Target investasi itu salah satunya untuk sektor infrastruktur, diantaranya elektrifikasi, jalan tol, pelabuhan, dan properti.
“Komitmen tersebut disampaikan saat saya bertemu dengan para pengusaha dalam forum Indonesia Malaysia Business Networking beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Keseriusan investasi terlihat dengan adanya kontribusi perusahaan YTL Corporation dalam membangun PLTU Tanjung Jati B, di Jepara, Jawa Tengah, dengan nilai 3,2 miliar dolar AS.
Selain itu, perusahaan Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia yang bergerak di bidang infrastruktur listrik juga tertarik meneruskan proyek PLTU Peranap di Riau yang sempat terhenti.
Menurut Mendes PDTT, investasi itu sangat strategis. Pasalnya, dapat mengaliri listrik untuk dua wilayah, sebagian Indonesia, khususnya Sumatera dan sebagian lagi Malaysia.
“Memang ada sedikit kendala kecil. Kami akan jembatani dan komunikasikan langsung dengan Bukit Asam dan PLN,” kata dia.
Seperti diketahui, Forum Indonesia Malaysia Business Networking merupakan inisiatif dan tindaklanjut dari perintah Presiden Joko Widodo. Mendes PDTT ditunjuk sebagai Pejabat Penghubung Investasi untuk Malaysia.
Forum bisnis yang digelar pada 20-21 April lalu di Kuala Lumpur, Malaysia, mempertemukan 14 perusahaan Indonesia dengan 12 perusahaan Malaysia.
Sementara itu, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim menyatakan, langkah-lanakah yang diambil Mendes PDTT perlu diapresiasi.
“Pertemuan bisnis tersebut akan memberi dampak positif bagi dunia bisnis dan investasi antar dua negara, ” katanya. (vin)