JAKARTA, Indotimes.co.id – Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman menyambut baik bakal hadirnya sistem sertifikasi asal Korea Selatan bernama Innobiz dalam meningkatkan kualitas dan daya saing UKM Indonesia di pasar global.
“Selain itu, dengan sistem Innobiz ini juga diharapkan dapat membangun jejaring bisnis UKM di Indonesia. Saya juga berharap akan tercipta satu transfer teknologi bagi UKM Indonesia,” kata Hanung saat membuka pertemuan Proposal for The Innobiz Project, di Jakarta, Rabu (24/4).
Langkah tersebut perlu dilakukan, lanjut Hanung, karena UKM memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia dalam kontribusi terhadap PDB nasional, hingga menciptakan lapangan kerja.
“Kita memiliki 62,9 juta unit skala UKM.ini menjadi tantangan kita untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar domestik dan global. Terutama dalam hal pemanfaatab teknologi,” ujar Hanung.
Menurut Hanung, selain akan menjajaki kerja sama dengan Innobiz Korea, pemerintah Indonesia pun sudah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk meningkatkan penetrasi pasar UKM di pasar domestik. “Kita juga memiliki program standarisasi mutu dan produk, disamping fasilitasi merek dan kemasan, hingga fasilitasi produk UKM untuk ekspor,” kata Hanung.
Bahkan, kata Hanung, berbagai insentif pun sudah diberikan untuk UKM dalam meningkatkan daya saing produknya di pasaran, salah satunya adalah tax holiday. “Jadi, kerjasama dengan sistem sertifikasi Innobiz ini bisa kita pertimbangkan sebagai salah satu syarat untuk mendapat insentif dari pemerintah. Disamping untuk meningkatkan sistem sertifikasi di Indonesia,” ujar Hanung.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring menjelaskan bahwa kerjasama pengembangan UKM dengan Korea Selatan sudah dimulai sejak 2010 dalam ajang ASEM Forum di Seoul.
“Sudah terjalin MoU antara Menteri Koperasi dan UKM RI dengan Menteri UKM Korea, yang diwujudkan dalam pengembangan Green Business Center yang masih berjalan hingga saat ini,” papar Meliadi.
Bagi Meliadi, kerjasama Indonesia dengan Korea merupakan kombinasi ideal yang bisa melahirkan win-win solution bagi pengembangan UKM kedu negara. “Kita memiliki SDM yang banyak dan sumber daya alam yang melimpah, sedangkan Korea sangat mumpuni dalam hal teknologi. Ini kombinasi yang sangat ideal dan logis,” kata Meliadi.
Terlebih lagi, kata Meliadi, ke depan Indonesia akan fokus dalam peningkatan kualitas SDM. “Itu juga yang mendasari pertemuan dengan pihak Innobiz Korea. UKM kita perlu kita tingkatkan kualitas dan daya saingnya agar mampu bersaing dalam perdagangan domestik dan global. Sistem sertifikasi Innobiz ini bisa kita gunakan dan kita modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan budaya Indonesia,” ujar Meliadi lagi.
Inovasi
Sementara itu, Vice Chairman of Innobiz Kim Jong Kil mengatakan bahwa Innobiz merupakan perpaduan erat antara inovasi dan bisnis (innovation and business). Dimana saat ini, anggota Innobiz di Korea sudah mencapai 18 ribu perusahaan yang didominasi kelas UKM.
“Hasilnya, anggota Innobiz mampu membukukan nilai penjualan sebesar 300 triliun Won dengan kontribusi terhadap PDB Korea sebanyak 17 persen,” ungkap Kim.
Kim menjabarkan, dengan sistem Innobiz, UKM Indonesia yang bersertifikat pemerintah akan didorong melakukan inovasi hingga mampu menghasilkan riset dan pengembangan (research and development) yang sistematik. “Dengan kegiatan inovasi berkelanjutan, akan meningkatkan bisnisnya. Ini juga bisa dijadikan dasar evaluasi manual kemampuan inovasi perusahaan,” kata Kim
Kim berharap, kerjasama tersebut bisa menjadi pondasi yang kuat dalam meningkatkan kualitas UKM kedua negara. “Tugas pemerintah Indonesia dalam peningkatan kualitas SDM, bisa kita lakukan bersama dengan teknologi tinggi yang Korea miliki. Apalagi, perubahan iklim usaha global berubah secara cepat. Oleh karena itu, kita harus fokus dalam pengembangan pasar domestik dan juga global,” kata Kim.