Road To COP28, PLN Tegaskan Komitmen Bangun Ekosistem EBT di Festival LIKE 2023

JAKARTA, Indotimes co.id – PT PLN (Persero) menjadi lokomotif pengembangan Baru Terbarukan (EBT) di . PLN menjadi salah satu pilar utama pendukung pemerintah dalam memerangi krisis melalui Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan () di Indonesia Arena, Senayan pada Sabtu (16/9).

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan saat ini Indonesia merasakan dampak dari krisis iklim. Mulai dari banjir bandang, kekeringan serta polusi udara yang terjadi akhir-akhir ini. Belum lagi, krisis iklim berdampak pada krisis pangan.

“Kita harus bisa bersama-sama memerangi krisis iklim ini dan juga memecahkan masalah ini. Kita saat ini menghadapi semua dan merasakan betul dampak dari pengelolaan lingkungan yang tidak baik,” kata Pratikno dalam sambutannya.

Ia menjelaskan saat ini mempunyai peran strategis dalam memerangi krisis iklim. Peran industri dalam memerangi krisis iklim akan berdampak pada keberlanjutan ekonomi dan juga yang inklusif.

Baca Juga:  Tawaran LNG Murah dari Singapura, Apa Benar ? 

“Lewat upaya ini kita juga bisa memerangi krisis iklim sehingga bisa menyejahterakan petani, peternak, masyarakat pesisir dan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Pratikno.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menjelaskan, Festival LIKE merupakan rangkuman akumulasi kerja-kerja pemerintah Indonesia dalam bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan, dan Energi, khususnya energi terbarukan. Acara ini juga sekaligus sebagai persiapan Indonesia dalam rangka COP28 UNFCCC di , Uni Emirat Arab November mendatang.

Festival LIKE dan COP28 tak hanya menjadi sebuah ajang, Siti menilai upaya bersama dalam memerangi krisis iklim menjadi hal yang sangat penting. Tiga krisis planet meliputi perubahan iklim, polusi dan hilangnya keanekaragaman hayati membutuhkan penanganan kolaborasi semua negara agar planet bumi tetap layak huni.

“Persoalan ini menjadi tantangan global dan memerlukan kolaborasi serta kerja sama baik bilateral maupun multilateral guna mempertahankan masa depan yang tetap layak huni,” kata Siti.

Baca Juga:  PLN Operasikan Kabel Sungai, Listrik 24 Jam Hadir Bagi Warga Dua Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, dalam memerangi krisis iklim langkah inisiatif telah banyak dilakukan PLN. Ia memastikan dalam operasional perusahaan PLN selalu berpegang teguh pada prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG).

“Selain memastikan seluruh operasional kelistrikan kami memegang unsur berkelanjutan dan ramah lingkungan, PLN juga menjalankan proyek-proyek dekarbonisasi yang mampu mengurangi karbon dan juga melepas ketergantungan atas penggunaan energi fosil,” kata Darmawan.

Di tengah target , salah satu langkah strategi yang dilakukan PLN adalah dengan masif membangun pembangkit berbasis energi bersih. PLN menghadirkan Accelerated Renewable Energy Development yang mampu menambah porsi EBT sebanyak 75 persen sampai dengan tahun 2040.

Dengan Accelerated Renewable Energy Development, PLN membangun pemerataan melalui _Green Enabling Super Grid._ Menjadikan sistem kelistrikan Indonesia yang sebelumnya terpisah antar pulau menjadi terhubung satu sama lain.

Baca Juga:  Sejarah Baru, Mensesneg Resmikan Revitalisasi Kelistrikan PLN di Istana Kepresidenan Jakarta Setelah 63 Tahun Sejak Zaman Bung Karno

“Langkah ini untuk mempercepat pemerataan akses listrik bersih ke seluruh Indonesia. Sumber energi bersih bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat lewat Smart Grid dan Flexible Generation yang terintegrasi dengan Green Enabling Super Grid,” ujar Darmawan.

Accelerated Renewable Energy Development, memungkinkan penambahan porsi pembangkit EBT menjadi lebih besar dari perencanaan sebelumnya, meningkat tiga kali lipat hingga sekitar 60 Giga Watt (GW) pada tahun 2040. Sehingga seluruh potensi EBT di seantero tanah air bisa dimanfaatkan.

“Inilah langkah nyata Indonesia. Menjadi pemimpin transisi energi dunia. Bukan hanya mengakselerasi energi terbarukan, namun juga memperkokoh kapasitas nasional. Mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Mewujudkan Net Zero Emissions 2060,” ujar Darmawan.