JAKARTA, Indotimes.co.id – Perpecahan direksi Pertamina yang terjadi beberapa waktu lalu diduga akibat ulah oknum orang dalam di Direktorat Pengolahan yang kemudian menjadi Direktorat Mega Projek berbarengan dengan dibentuknya jabatan Wakil Direktur Utama.
“Sebagai orang Pertamina, dia sangat tahu persis bahwa Ahmad Bambang baik pada saat sebagai Direktur Pemasaran dan terbukti kemudian dipercaya pemerintah menjadi Wakil Direktur Utama Pertamina adalah saingan terberatnya untuk menjadi Dirut menggantikan Dwi Soetjipto,” kata seorang sumber dari Kantor Kementerian BUMN kepada Indotimes di Jakarta, Kamis malam (23/2/2017).
Menurut dia, sebagai orang karir Pertamina ia sangat tahu bahwa ia pasti kalah segalanya jika dibanding dengan wakil dirut jika dilihat dari aspek profesionalitas
Sang Direktur Mega Projek tersebut sudah sangat memahami dan meyakini bahwa Dwi Soetjipto (DS) pasti juga akan diganti karena memang kurang mampu.
Upaya menggusur Ahmad Bambang (AB) dengan isu kilang banyak rusak pada sejak bulan Desember 2016, namun ternyata tidak mempan.
“Isu kilang banyak rusak di bulan Desember 2016, ternyata bisa dijawab dan ditangkis oleh AB melalui press conference dan dibuka datanya secara lengkap, dan ternyata banyak kerusakan terjadi sepanjang tahun ketika RHD masih jadi Dir Pengolahan, dikarenakan kilang tua yang jadwalnya TA (turn around – overhaull) tapi diundur-undur 2 tahun lebih karena dipaksa operasi untuk mengejar citra pengurangan impor,” ujarnya.
Gagal dengan hal tersebut, kata sumber, dijalankan skenario kedua yang sekaligus malah bisa mempercepat ambisinya mendapatkan tujuan tersebut.
Caranya, dengan “mengipas-ngipas” DS sehingga DS terpancing dan marah sehingga bercerita keluar bahwa AB melangkahi wewenang Dirut dengan membuat surat permohonan tambahan kuota impor Solar.
Hal ini dikemas dalam label yang bombastis yaitu “Matahari Kembar” plus operasi media besar-besaran sehingga tercipta kehebohan yang dahsyat di masyarakat dan di kalangan petinggi negeri.
Menurut sumber lagi , Belajar dari kasus Menteri RR dan SS di masa lalu, IS tahu persis dengan kehebohan tersebut maka DS dan AB , dua duanya pasti akan dicopot. Apalagi terhadap AB sudah lama dipersiapkan pembunuhan karakternya dan ini dengan mudah dapat dilihat dari kasus Pertamina Trans Kontinental yang sedang diproses di Kejaksaan Agung.
Sumber menambahkan, ternyata benar bahwa skenario tersebut sukses besar.
Ia praktis tanpa lawan.
Maka dengan dukungan petinggi di kementerian ESDM dan seorang petinggi yang sangat dekat dengan istana, maka ini akan semakin mudah diperolehnya melalui Mega Proyek yg dijalankannya yang bernilai Rp 700 triliun.
“Jadi, tidak usah berspekulasi siapa yg akan jadi Dirut Pertamina awal Maret dudah jelas Direktur Mega projek lah yang akan menempati itu. Dengan mengelola anggaran mega projek sebesar Rp 700 triliun sangat mungkin kursi menteri BUMN akan jadi incarannya,” katanya. (chr)