GARUT, Indotimes.co.id – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Seskemenkop UKM) Arif Rahman Hakim menekankan pentingnya keberadaan Rumah Produksi Bersama (Factory Sharing) dan Rumah Kemasan dalam meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk UMKM.
“Jika kualitas produk meningkat, begitu juga dengan kemasan produknya, maka pemasaran bisa semakin diperluas lagi,” kata Seskemenkop UKM Arif Rahman Hakim pada acara pembukaan Limbangan Expo UMKM 2023 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (17/11).
Terlebih lagi, kata Arif, Rumah Kemasan produk UMKM di Garut sudah bisa dimanfaatkan. “Pelaku UMKM di Garut, juga Ciamis, dan Tasikmalaya, tidak perlu jauh-jauh lagi ke Bandung untuk mengemas produknya. Dan perlengkapan fasilitas kemasan yang dimiliki sudah yang terbaik,” kata Arif.
Bagi Arif, hal ini menjadi penting agar pelaku UMKM dapat membuat kemasan produk yang menarik karena konsumen memiliki ketertarikan tinggi terhadap barang-barang yang secara visual dapat menarik perhatian.
Di samping Rumah Kemasan, Kemenkop UKM juga sedang membuat program Rumah Produksi Bersama (factory sharing) agar kualitas produk pelaku UMKM bisa lebih baik dan biaya produksi dapat ditekan meskipun skala usahanya masih kecil. “Di Kabupaten Garut, sudah dalam proses pembangunannya untuk industri kulit. Mudah-mudahan pertengahan Desember ini sudah bisa beroperasi,” ucap Arif.
Arif berharap produk-produk unggulan Garut, khususnya kerajinan kulit, bisa diproduksi di Rumah Produksi Bersama. “Ada kerajinan kulit, jaket kulit, topi, sepatu, dan sebagainya. Bahkan, diharapkan aneka produk unggulan itu bisa memasuki pasar ekspor,” ucap Arif.
Arif menilai, ajang Limbangan Expo UMKM yang merupakan kegiatan rutin tahunan bisa dijadikan sebagai momentum untuk menggerakkan kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi, membeli, serta bangga menggunakan produk lokal.
“Limbangan Expo UMKM 2023 ini merupakan inisiatif gerakan yang sangat baik untuk membangkitkan serta mempromosikan produk-produk UMKM,” kata Arif.
Terlebih lagi, kata Arif, Kabupaten Garut juga telah berkontribusi dalam pengembangan UMKM melalui produk seperti kopi, kerajinan kulit, anyaman bambu, dodol, akar wangi, serta wisata geopark. Bahkan, kecamatan Limbangan memiliki produk dengan potensi global, yaitu produk briket.
“Oleh sebab itu, pengembangan UMKM menjadi agenda prioritas pemerintah ke depan, agar berperan lebih strategis lagi dalam perekonomian nasional,” ucapnya.
Arif menjabarkan beberapa strategi yang sudah dijalankan dalam pengembangan produk UMKM. Untuk pembiayaan UMKM, misalnya, KemenKopUKM sudah membuat skema baru dimana Plafon KUR Super Mikro dengan plafon maksimal Rp10 juta dan bunga menjadi 3 persen, serta KUR umum dengan plafon maksimal Rp500 juta dan bunga 6 persen. “Ada juga dari PNM Mekaar dan uLamm yang bisa dimanfaatkan,” kata Arif.
Strategi lainnya adalah memperkuat kelembagaan melalui koperasi agar berperan strategis mengonsolidasikan kegiatan usaha UMKM yang jumlahnya banyak tetapi kecil-kecil. Pemerintah juga lebih mudah dalam membantu pembiayaan melalui koperasi.
“Kepada koperasi melalui BLU LPDB-KUMKM, kami memberikan fasilitas pembiayaan dengan bunga ringan sebesar 8 persen dan pola syariah dengan sistem bagi hasil,” kata SesKemenKopUKM.
Untuk Nomor Induk Berusaha (NIB), dapat langsung didaftarkan melalui OSS.GO.ID. “Untuk pendaftarannya sendiri tidak dipungut biaya alias gratis. Bila diperlukan pendampingan, kami juga ada Garda Transfumi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia,” kata Arif.
Arif menambahkan, pemanfaatan ekonomi digital juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses bisnis. UMKM tidak hanya didorong masuk ke dalam ekosistem digital, tapi digitalisasi dalam seluruh proses bisnis sektor tersebut. “UMKM yang sudah terhubung ke ekosistem digital memiliki daya tahan lebih tinggi. Saat ini, sudah 22,8 juta UMKM yang tergabung ke dalam ekosistem digital,” kata Arif.