JAKARTA, Indotimes.co.id – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan yang bertindak selaku Sekretaris Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Pusat Ary Sudijanto menggelar sidang Komisi AMDAL terkait rencana pengembangan produksi Blok Cepu di Jakarta, Kamis (20/2).
Dalam sidang komisi AMDAL Pusat yang dihadiri Deputi Dukungan Bisnis Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sulistya Hastuti Wahyu, Pemkab Bojonegoro dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) tersebut, Bupati Bojonegoro Hj Anna Muawanah menyatakan secara tegas mendukung rencana peningtakan kapasitas produksi minyak di Blok Cepu.
“Bupati Bojonegoro dengan tegas menyatakan mendukung peningkatan kapasitas produksi Blok Cepu sebesar 220.000 barel per hari (bph) menjadi 235.000 bph. Dengan peningkatan produksi ini wajar jika Ibu Bupati dan Pemda Bojonegoro butuh klarifikasi dan penjelasan yang lebih memadai. Ibarat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dari speed 220 menjadi 235, maka perlu ada informasi dan sosialisasi yang cukup,” kata Sulistya Hastuti Wahyu usai sidang komisi AMDAL Pusat.
Untuk itu, Pemda Bojonegoro bersama SKK Migas dan EMCL akan mengelar pembahasan lanjutan pada Selasa, 25 Februari 2020 di Bojonegoro. Menurut Sulistya, dengan adanya pertemuan yang akan digelar pada pekan depan di Bojonegoro maka rencana peningkatan kapasitas produksi Blok Cepu akan terinformasikan dengan lebih sehingga terjalin sinergi yang lebih mesra dan erat dengan Pemda Bojonegoro. Dengan demikian, kegiatan Blok Cepu bisa terlaksana dengan baik dan benar-benar dapat mensejahterakan rakyat khususnya di Bojonegoro.
“Kami minta maaf, mungkin selama ini rencana peningkatan produksi kurang tersosialisasi. Dan ke depan kita akan diperbaiki sehingga tidak ada lagi kendala komunikasi,” ujar Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas yang baru ini.
Sulistya juga meluruskan kabar miring mengenai keberadaan EMCL yang menjadikan air tanah di sekitar Blok Cepu mengalami kekeringan. Sebab penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga hanya kedalaman 30 meter saja. Sedangkan pemboran EMCL bukan air tanah tapi hingga ribuan meter di bawah permukaan tanah. “Jadi kondisi kekeringan yang sempat terjadi karena memang musim kemarau, saat musim hujan ini air kembali berlimpah,” ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, pembahasan AMDAL Blok Cepu sempat terkendala karena Pemda Bojonegoro selalu absen sidang AMDAL.
Pihak ExxonMobil Cepu Limited meminta permohonan untuk revisi Amdal guna meningkatkan kapasitas produksi yang sebesar 220.000 barel per hari (bph) menjadi 235.000 bph. Kapasitas tersebut sudah berdasarkan serangkaian pengujian dengan menyesuaikan aspek lingkungan dan emisi. Besaran tersebut juga menyesuaikan dengan kemampuan kapasitas produksi.