BANDUNG, Indotimes.co.id – Guna menumbuhkan wirausaha baru khususnya di kalangan mahasiswa, Kemenkop dan UKM akan meluncurkan program bernama Gerakan Mahasiswa Wirausaha (GMW).
“Gerakan mahasiswa Wirausaha ini akan disosialisasikan Maret mendatang, bekerja sama dengan perguruan tinggi di sembilan provinsi,” kata Menkop dan UKM Puspayoga, saat menjadi Keynote Speech pada acara Indonesia Business Forum Viva Youth Festival di Univertas Padjajaran, Bandung (21/2).
Turut hadir dalam acara diskusi tersebut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Rektor UNPAD Prof.Dr.Med.Tri Hanggono Achmad, Founder dan CEO Young on Top Billy Boen, Youtubers Skinny Indonesia 24, dan CEO Amble Footwear,Agit Bambang.
Menteri Puspayoga menjelaskan, kota-kota di sembilan Provinsi itu antara lain, Banda Aceh, Medan, Palembang, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya dan Denpasar.
“Para mahasiswa itu akan diberikan pelatihan dan keterampilan sesuai minat dan bakat yang mereka miliki, kita juga akan melibatkan tv lokal dalam gerakan ini,” jelas Puspayoga.
Diharapkan dengan adanya gerakan ini, lulusan Perguuan Tinggi tak hanya berkutat menjadi pegawai, apakah itu PNS atau swasta, namun bisa menciptalan lapangan kerja sendiri, bahkan sampai membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Menteri Puspayoga optimis, dengan tumbuhnya wirausaha baru di Perguruan Tinggi, akan menambah rasio kewirausahaan secara nasional, dimana saat ini mencapai 3,1 persen.
“Pencapaian rasio kewirausahaan 3,1 persen pada 2016 itu memang menggembirakan, karena pada 2014 rasionya masih di 1,55 persen. Namun kita ingin lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Menurut Puspayoga, Indonesia akan bisa mengejar dan menyamai rasio kewirausahaan Malaysia yang kini berkisar 5 persen. “Saya optimis akan tercapai pada 2019 mendatang,” katanya.
Puspayoga mengatakan, mahasiswa atau generasi milenial pada umumnya, memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi wirausaha atau entrepreneur.
“Ciri generasi milenial itu antara lain memiliki kepercayaan diri dan kreativitas yang tinggi, serta jaringan yang luas. Ini adalah ciri-ciri seorang entrepreneur, tinggal dipoles sedikit saja maka jadilah ia entrepreneur,” katanya.
Namun, generasi milenial juga memiliki kelemahan, antara lain, tidak begitu suka menabung, cenderung lebih suka ke kafe atau kongkow sambil main gadget.
“Hal-hal ini yang harus diperbaiki, bagaimana merubah kelemahan itu menjadi satu kelebihan. Kalau itu bisa dilakukan maka saya optimis generasi milenial akan jadi generasi yang produktif,” katanya.
Kegiatan Viva Youth Festival ini diikuti ratusan mahasiswa di Bandung, baik dari Unpad maupun kampus sekitarnya.
Sementara itu Billy Boen, pendiri Young On Top, berbagi tips bagi mahasiswa maupun generasi milenial yang ingin berwirausaha.
“Ada hal-hal yang harus dihindari yaitu, jangan mengikuti tren, jangan copy-paste, dan jangan mendirikan startup diri sendiri,” katanya.
“Saya punya partner bisnis lebih dari satu orang karena kita semua ketika kita down saat business plan gagal, kita dapat dengan diskusi dengan partner bisnis untuk membantu kita,” pesan Billy .
Dengan demikian, kolaborasi sangat penting untuk para calon entrepreneur dalam meniti awal bisnisnya. Kolaborasi diperlukan agar dapat menguasai pasar.
Billy menambahkan, jangan pernah menaruh semua uang yang kita miliki menjadi modal. Jika gagal, kita akan menjadi depresi. Lebih baik, 10-20% kita investasikan uang kita untuk modal.
Menurut Billy, copy-paste adalah kunci sukses untuk menjadi gagal.
“Contohnya yaitu maraknya tech-startup seperti Gojek yang gulung tikar karena memiliki konsep yang sama dengan ojek online itu,” tuturnya.
Oleh karena itu, calon entrepreneur harus memulai bisnisnya dengan apa yang menjadi passion dirinya. Dengan demikian, para entrepreneur mengetahui apa yang harus dijalaninya.