PEKANBARU, Indotimes.co.id – Pemerintah Malaysia dan Indonesia terus menjalin kerjasama meningkatkan bisnis di sektor perdagangan meski wabah virus corona (Covid-19) masih terus melanda.
Hal ini ditandai dengan dilaksanakannya virtual Export Accelaration Mission to Medan dan Pekanbaru tanggal 15-19 November 2021.
Malaysia pun mengakui Indonesia sebagai negara yang memiliki pasar terbesar di ASEAN dan juga mampu menjalin hubungan bisnis
Konsulat Malaysia Pekanbaru, Wan Nurshima Wan Jusoh mengatakan, meski acara di Pekanbaru sempat tertunda tahun lalu karena pandemi, tetapi ini sebuah pembuktian kalau Riau tetap menjadi pasar yang menjanjikan untuk para pebisnis.
“Acara hari ini adalah Misi Akselerasi Ekspor/EAM pertama kami di Pekanbaru sempat tertunda tahun lalu karena pandemi. Ini adalah bukti Riau menjadi pasar yang menjanjikan dan telah berkembang, untuk perdagangan dan investasi bagi perusahaan Malaysia, setelah Jakarta,” ungkapnya.
“Meski di tengah pandemi COVID-19, total perdagangan Malaysia-Riau pada 2020 tercatat sebesar 820,10 juta dolar AS (tidak termasuk migas). Produk yang diekspor ke Riau antara lain Pupuk, bahan kimia, peralatan listrik, peralatan mesin dan lain-lain. Hal ini untuk mendukung kegiatan manufaktur di Riau khususnya di Pekanbaru,” jelasnya Pulaski.
Sejatinya, Indonesia adalah ekonomi dan pasar terbesar di ASEAN dengan kelas menengah, berkependudukan muda dan terpelajar dengan pertumbuhan yang cepat. Bahkan, Indonesia juga merupakan pasar ekspor yang ideal untuk bisnis Malaysia.
“Dibandingkan dengan provinsi lain, Provinsi Riau memiliki realisasi investasi tertinggi. Dengan kerjasama yang erat dan dukungan kuat dari KADIN dan jajaran pemangku kepentingan terkait lainnya, kami yakin dapat menciptakan situasi yang saling menguntungkan bagi pemerintah dan sektor bisnis,” tandasnya.
Sementara itu, Trade Commisioner Matrade, Malaysia External Trade Development Corporation, Har Man Ahmad mengatakan bahwa Malaysia menyadari bahwa Pekanbaru menjadi pasar yang menjanjikan perdagangan dan investasi bagi perusahaan Malaysia.
“Yang paling menarik di Pekanbaru adalah kota yang paling mirip dengan Malaysia seperti kebudayaannya dan makanannya. Pekanbaru juga paling dekat dengan semenanjung malaysia, menyambung pelabuhan singgah di Malaysia dengan Indonesia khusus nya johor dan selangor,” kata Har Man Ahmad.
“Lokasinya yang strategik karena banyaknya pelabuhan untuk aktifitas trading . Seperti di pelabuhan penghubung batu pahat yang aktif dalam kegiatan trading setiap harinya. Salah satu alternatif rute yang digunakan ekspoter Malaysia untuk mengirimkan produknya secara effisien dengan menggunakan kapal ke pelabuhan melalui sumatera,” sambungnya.
Har Man Ahmad menambahkan, jumlah penduduk di Sumatera hampir setara dengan di Malaysia. Hal itulah yang membuat pihaknya menggaet Indonesia dalam bisnis perdagangan.
“Di Sumatera saja jumlah penduduk sama dengan seperti jumlah penduduk se-Malaysia, jadi maka ini adalah startegi penting kami, tepat mengatur lokasi nya dan fokus di sumatera. Produknya akan distribusikan dengan baik dan akan berkompetisi dengan produk lokal lainnya. Dan adanya proses asimilasi yang akan mendorong kemajuan kebutuhan,” pungkasrnya.