SURAKARTA, Indotimes.co.id – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyatakan dukungan penuh terhadap industri tekstil dalam negeri, serta berkomitmen memberikan perlindungan kepada para perajin batik terhadap serangan produk impor.
Termasuk salah satunya dengan dukungan kepada Koperasi Syarikat Dagang Kauman (SDK) sebagai koperasi batik terbaik di wilayah Surakarta, Jawa Tengah.
“Sejak awal, Kementerian Koperasi (Kemenkop) melihat semangat perjuangan yang kuat dalam Koperasi SDK. Hal ini mengingatkan pada perjuangan pendirian serikat dagang Islam di awal tahun 1900-an,” kata Ferry Juliantono saat melakukan audiensi kepada para Pengurus SDK, di Kooken Kafe, Kampung Kauman, Solo, Jumat (13/12).
Ferry menegaskan, Kemenkop sangat fokus terhadap pentingnya perlindungan Pemerintah terhadap industri garmen, khususnya batik.
“Setelah melakukan rapat di Bappenas, kesimpulan sementara menunjukkan Indonesia belum memiliki Undang-Undang Perlindungan Industri Tekstil, yang menyebabkan masuknya kain dan baju bekas, serta batik printing impor menjadi mudah,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Kemenkop telah menyampaikan naskah akademik RUU Perlindungan Industri Tekstil kepada Kementerian Perindustrian dan DPR.
“Kemenkop juga memohon dukungan agar RUU tersebut dapat disahkan dan menjadi payung hukum bagi industri tekstil dalam negeri,” ujarnya.
Menurutnya, Kemenkop terus mendorong kajian dan evaluasi terhadap kebijakan impor yang merugikan, termasuk kebijakan impor susu dengan bea nol persen yang telah diminta untuk ditinjau.
“Kami juga mengimbau DPR dan Kementerian terkait, untuk meninjau kebijakan impor tekstil yang berdampak negatif terhadap koperasi perajin batik Indonesia,” ujarnya.
Tak hanya itu, menurut Ferry, saat Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, bahwa Kemenko sudah setuju untuk dibentuk Satgas Impor. “Karena ini juga berdampak besar bagi kami-kami ini yang mengurus koperasi. Maka dibutuhkan komitmen yang tinggi,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Wamenkop Ferry turut meresmikan ‘Showroom Bersama’ milik Koperasi SDK di kawasan Kampung Kauman, Solo. Showroom tersebut bertujuan memfasilitasi perajin yang tidak memiliki toko sendiri, sehingga bisa meningkatkan volume produksi, dan kualitas batik.
“Lebih dari itu, inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat posisi perajin batik lokal dalam menghadapi persaingan produk batik printing dan pakaian bekas impor,” ungkap Ferry.