JAKARTA, Indotimes.co.id – Belakangan, kasus bunuh diri di kalangan remaja kian meningkat. Hal ini pun menjadi sorotan masyarakat. Yang menjadi pertanyaan, apa alasan para remaja tersebut mengakhiri hidupnya?
Dokter spesialis ilmu kedokteran mojiwa, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengatakan ada berbagai faktor yang menyebabkan remaja memilih mengakhiri hidupnya.
Dr. Nova yang akrab disapa Noriyu itu membagikan beberapa faktor risiko yang membuat seseorang memiliki ide untuk bunuh diri. Berikut beberapa di antaranya:
1 Loneliness (kesepian)
Kesepian menjadi salah satu faktor kuat yang membuat seseorang memutuskan untuk bunuh diri. Noriyu menjelaskan bahwa faktor kesepian membuat mereka merasa sendiri, hingga akhirnya muncul pemikiran untuk mengakhiri hidupnya.
Di sisi lain, kesendirian juga bisa menjadi cara untuk mengetahui tanda-tanda risiko adanya keinginan remaja tersebut untuk bunuh diri. Mereka yang kesepian patut untuk diperhatikan agar terhindar dari munculnya ide bunuh diri.
2 Burdensomeness (merasa dirinya sebagai beban)
Remaja yang merasa dirinya adalah beban, akan berpikir bahwa mereka tidak bisa memenuhi ekspektasi orang di sekitarnya. Hal ini kemudian bisa menimbulkan pemikiran untuk bunuh diri.
3 Belongingness (rasa memiliki)
Ketika remaja merasa dirinya tidak diharapkan atau dimiliki oleh orang lain, ini akan membuatnya berpikir untuk bunuh diri. Misalnya, dalam keluarga dirinya seakan tergantikan. Atau dalam hal lainnya, ia merasa seperti tidak memiliki keluarga. Situasi ini akan memancing ide-ide remaja tersebut untuk mengakhiri hidupnya.
4 Hopelessness (putus harapan)
Hal lain yang membuat remaja berpikir untuk bunuh diri yaitu karena tidak adanya harapan. Ia merasa putus asa dengan harapan hidupnya. Hal tersebut membuatnya memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Oleh karena itulah, perlu adanya upaya pencegahan agar keinginan bunuh diri itu tidak dilakukan oleh remaja. Noriyu mengatakan, penting selalu memerhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita, baik dari kebiasaan atau hal lainnya. Biasanya, akan ada perubahan perilaku orang tersebut. Ini menjadi cara mengetahui tanda seseorang ingin bunuh diri.
“Untuk memeriksa diri sendiri, ya kita lihat kebiasaannya, kalau sudah tidak bisa ketawa maka sudah tidak beres. Itu salah satu hal simple bahwa ada perubahan yang terjadi,” ungkap Noriyu.
Noriyu juga berpesan agar tidak pernah menganggap remeh masalah kecil orang-orang terdekat, seperti keluarga. Cobalah selalu beri perhatian dan cari cara agar mereka tak merasakan faktor-faktor di atas.
Misalnya dengan mencoba melakukan hal-hal menyenangkan bersamanya tanpa menyinggung perasaan mereka. Hal ini akan membuat orang tersebut tahu kalau dirinya diperhatikan.
“Jangan pernah menganggap remeh kalau anggota keluarga enggak ada masalah. Misalnya, kalau anggota keluarga enggak keluar dari rumah, tunjukkan attention dan perhatian. Jadi bisa mulai dari hal-hal yang tidak menyerempet hal-hal stresnya dia. Tapi dia tau kalau dirinya diperhatikan,” pungkasnya.