MERAUKE, Indotimes.co.id – Pegulat andalan DKI Jakarta, Andika Sulaeman, tampil perkasa untuk merebut medali emas pertama untuk DKI Jakarta di pentas gulat PON XX Papua.
Andi mempersembahkan emas
kelas 77kg greco roman, setelah menundukan pegulat Jawa Timur,
Supriyono pada laga final, di GOR Head Sai, Merauke, Rabu (13/10).
Andika Sulaemen berturut-turut mengalahkan Paulus Sarwa (Papua), Prija Iska Ahmad (Banten), Kusno Hadi (Kaltim), dan Supriyono (Jatim), untuk mempersembahkan medali emas pertama bagi DKI Jakarta.
DKI Jakarta masih berpeluang menambah perolehan medalinya dari dua pegulat seniornya yang baru bertanding di hari terakhir, Kamis (14/10) besok, yakni M.Rudiansyah di kelas 87kg dan Nur Rusli di kelas 130kg.
“Selamat untuk keberhasilan Andika Sulaeman, dia memang pantas memperolehnya,” ucap Steven Setiabudi Musa, Sekjen PP PGSI, yang juga mantan Ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta (2015-2020).
“Kekecewaannya saat itu kini sudah tergantikan dengan sukses merebut medali emas,” ujar Steven, anggota DPRD DKI Jakarta, yang turut mendampingi langsung Andika Sulaeman saat tampil di PON XIX 2016, Bandung, Jabar.
Kala itu, Andika gagal menjejak duel pamungkas, diungguli pegulat tuan rumah.
Ucapan selamat juga disampaikan Heru Pujihartono, Wakil Ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta 2020-2024.
“Alhamdulillah, Andika tampil luar biasa untuk mengalahkan lawan-lawannya,” kata Heru, yang menjadi manajer tim gulat PON DKI Jakarta walau di saat akhir tidak bisa mendampingi pegulatnya ke Papua, sehingga tugasnya digantikan oleh asisten manajernya, Agung Nugraha Santosa.
“Target sudah tercapai,” kata Agung Nugraha Santosa yang ditemui seusai pertandingan Andika. “Tentunya kita berharap ada tambahan medali, dari Rudiansyah dan Nur Rusli. Semoga mereka bisa memaksimalkan penampilannya besok,” ujar Agung.
Duel di kelas 77kg ini hanya diikuti oleh lima peserta sehingga pertandingan menggunakan sistem nordic atau round robin. Andika mengalahkan semua lawannya dari babak pertama sampai babak keempat.
Andika berturut-turut mengalahkan pegulat tuan rumah, Paulus Sarwa, dengan kemenangan jatuhan atau touche di babak pertama.
Di babak kedua, Andika, kelahiran 15 Mei 1997, unggul atas pegulat muda asal Banten, Prija Iska Ahmad, juga dengan kemenangan jatuhan atau touche.
Di babak ketiga, Andika berhadapan dengan lawan beratnya dari Kaltim, Kusno Hadi. Kali ini Andika tidak menemui kesulitan berarti. Andika unggul angka mutlak, 8-0, di babak pertama.
Di gaya greco roman, jika terjadi perbedaan 8 poin, maka pertandingan akan dmenangkan pegulat yang unggul poin tersebut.
Di babak keempat, atau laga terakhir, Andika menghadapi pegulat unggulan lainnya, Supriyono (Jatim). Lagi-lagi tak perlu waktu lama bagi Andika untuk menuntaskan pertandingan.
Tak sampai dua menit diperlukan Andika untuk mempersembahkan medali emas bagi DKI Jakarta.
Andika mengungguli Supriyono dengan skor 8-0 dalam waktu kurang dari dua menit.
Keberhasilan Andika Sulaeman ini disambut histeris oleh keluarga besar nya yang menonton melalui live streaming di Kawasan Pademangan, Jakarta Utara.