SERANG, Indotimes.co.id – Anugerah Seni DKB 2016 berlangsung meriah dan disambut hangat oleh seniman-seniman Banten. Namun demikian, suasana terasa haru terutama ketika para penerima Anugerah Seni DKB 2016 merasa dihargai eksistensi dan prestasi mereka yang selama ini kerap dipandang sebelah mata.
Pelukis senior Banten, Gebar Sasmita, dengan mata berkaca-kaca mengungkapkan perasaannya bahwa anugerah semacam ini sangat penting untuk memotivasi seniman untuk tetap berkarya.
“Saya merasa berhutang kepada DKB dan seniman-seniman Banten dan saya harus membayarnya dengan berkarya untuk Banten,” ujar Gebar Sasmita
Dewan Kesenian Banten (DKB) memberikan Anugerah Seni 2016 kepada seniman, budayawan, dan sastrawan yang dinilai layak untuk menerimanya. Penganugerahan seni tersebut dibagi dalam dua kategori: kategori Pengabdian Sepanjang Hayat dan kategori Pengembangan Proses Kreatif.
Kategori Pengabdian Sepanjang Hayat diberikan kepada 6 seniman dan budayawan ternama yang telah wafat. Mereka adalah Teguh Karya, Bing Slamet, H. Ilen, Sarmani, Moh Wan Anwar, dan Nandang Aradea. Sedangkan untuk kategori Pengembangan Proses Kreatif diberikan kepada para seniman yang masih hidup dan berkarya, yaitu: Rini Apriani (Bidang Tari), Abah Yoyok (Bidang Sastra), Ahmad Lugas Kusnadi (Bidang Musik), DC Aryadi (Bidang Teater), Rudi Gunawan (Bidang Sinematografi), dan Gebar Sasmita (Bidang Seni Rupa).
“Mereka tidak hanya berkarya untuk kepentingan dirinya sendiri namun juga mengambil tanggung jawab sebagai pengemban amanah masa depan kebudayaan Banten dengan bekerja membangun masyarakat. Mereka adalah cermin dan tonggak kebudayaan Banten,” jelas Ketua DKB, Chavchay Syaifullah, dalam sambutan penyerahan Anugerah Seni DKB 2016 di Studio Baraya TV, Graha Pena Radar Banten, Kota Serang. Jumat (30/12/2016)
Para penerima penganugerahan seni dari DKB tersebut diberikan kenangan-kenangan berupa tropy, sertifikat, uang saku, voucher belanja, voucher berenang dan sejumlah buku.
Lebih lanjut Chavchay Syaifullah berharap seniman Banten bisa menjadi pionir dalam gerakan kebudayaan yang dinamis, inklusif dan egaliter, sehinga kesenian bisa memberi arti bagi pembangunan ekonomi, politik, pendidikan dan teknologi.
“Untuk itu, Banten harus segera memiliki taman budaya, gedung kesenian dan sekolah tinggi kesenian. Tanpa infrastruktur yang memadai kesenian akan tumbuh lambat, sementara pergerakan zaman terjadi begitu cepat,” tukas Chavchay Syaifullah
Acara Anugerah Seni DKB 2016 dibuka dengan pementasan Monolog oleh Dede Abdul Majid soal kisah Multatuli di Rangkasbitung dan ditutup dengan pembacaan puisi “Sajak Pulang Rantau” oleh Chavchay Syaifullah, serta penampilan Cak Wo dan Ari Solois.
“Melihat sambutan yang hangat dari seniman-seniman Banten atas Anugerah Seni DKB 2016 ini, maka kami bertekad menjadikan Anugerah Seni DKB sebagai agenda tahunan,” tegas Chavchay Syaifullah. (dil)