MEDAN, Indotimess.co.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) resmi ditutup oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaah (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Stadion Utama Sumatera Utara, Medan, Jumat (20/9) malam. Secara umum pelaksanaan PON XXI berjalan lancar, aman, dan damai.

Sukses PON XXI salah satunya berkat mitigasi pola keamanan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), khususnya dalam mencegah potensi ancaman terorisme selama pelaksanaan PON XXI.

Bahkan beberapa bulan sebelum pelaksanaan PON XXI, BNPT telah bergerak melakukan pola-pola asesmen mitigasi sistem keamanan di berbagai tempat.

“Contohnya sistem pengamanan di bandar udara seperti apa? Kemudian tempat pertandingan juga seperti apa? Sudah bagus atau belum? Kalau belum kita lakukan penilaian dan berikan rekomendasi lagi untuk diperbaiki penyelenggara. Setelah diperbaiki kembali kami kami lakukan penilaian lagi,” papar Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Roedy Widodo pada konferensi pers di media center PON XXI di Hotel Santika, Medan, Jumat siang.

Menurutnya, asesmen mitigasi sistem keamanan ini untuk PON dilakukan melalui tiga tahapan utama yang telah dirancang dengan detail dan cermat. Pertama, yaitu tahap persiapan yang telah dimulai dengan pendirian posko utama yang berfungsi sebagai pusat koordinasi semua persiapan, baik secara online maupun offline, guna memastikan seluruh aspek operasi pengamanan berjalan lancar.

Baca Juga:  LIKE & SHARE, Film Terbaru Gina S. Noer, Soroti Fenomena Anak muda Dan Kekerasan Seksual

“Tahap persiapan ini mencakup perancangan segala kebutuhan operasional, mulai dari siapa yang akan diperbantukan hingga apa saja yang harus dilakukan oleh tim pengamanan di lapangan,” ungkap Roedi Widodo.

Posko ini juga menjadi tempat di mana BNPT bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, termasuk TNI dan Polri, serta kementerian dan lembaga pemerintah lainnya, untuk memetakan strategi pengamanan yang komprehensif.

Kemudian, jelas Mayjen Roedy Widodo, tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, di mana BNPT bergabung dengan satuan tugas pengamanan yang dipimpin oleh Panglima Kodam (Pangdam) baik Iskandar Muda dan Bukit Barisan sebagai koordinator satgas dan didukung oleh Kapolda Aceh dan Kapolda Sumut sebagai wakil koordinator satgas.

Dalam struktur ini, BNPT diperbantukan sebagai bagian dari satuan tugas yang meliputi berbagai unit fungsional, termasuk satuan tugas intelijen, kontra propaganda, pengawasan, dan deradikalisasi.

“Kolaborasi ini sesuai dengan Keppres Nomor 24 Tahun 2024, di mana BNPT diberikan mandat untuk melaksanakan pengawalan terhadap penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut.” tuturnya.

Baca Juga:  Mencerdaskan Indonesia dalam Menyikapi Kecerdasan Buatan

BNPT juga membentuk satuan tugas khusus untuk melakukan assesement terhadap lingkungan dan obyek vital nasional yang menjadi lokasi kegiatan PON, serta pegawai dengan tugas-tugas risiko tinggi yang terlibat dalam pelaksanaan acara tersebut.

Tim ini dilengkapi dengan dukungan dari administrasi satuan tugas keprotokolan dan satuan tugas pendukung lainnya.

Tahap ketiga, ucap Deputi BNPT, adalah tahap pengakhiran, di mana BNPT melakukan evaluasi dan konsolidasi bersama semua pihak yang terlibat, termasuk TNI, Polri, kementerian, lembaga terkait, serta tuan rumah Aceh dan Sumatera Utara.

“Tahap ini tidak hanya bertujuan untuk meninjau kembali efektivitas pengamanan yang sudah dilakukan, tetapi juga untuk memperkuat silaturahmi dan koordinasi dengan semua instansi yang terlibat,” timbuhnya.

Selain asesmen, terang Roedy, BNPT juga terus meningkatkan kesadaran dan meningkatkan ketahanan masyarakat dari paham radikalisme dan terorisme.

Langkah itu dilakukan agar terbentuk ketahanan nasional dan tercipta daya tangkal dan daya lawan dari masyarakat.. Kemudian dengan cara bersama menyelenggarakan sosialisasi bagaimana bahaya dan ancaman nyata dari radikalisme dan terorisme.

Lebih lanjut, Roedy memaparkan tiga komponen utama dalam upaya pencegahan terorisme yang dilaksanakan BNPT, yaitu kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.

Baca Juga:  UNAS Gelar Konferensi Internasional

Dalam konteks kesiapsiagaan nasional BNPT melakukan pembentukan Desa Siap Siaga di seluruh Indonesia.

Kemudian upaya kontra radikalisasi BNPT telah membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 34 Provinsi di seluruh Indonesia.

Kemudian juga telah dibentuk Duta Damai di 19 provinsi dan duta damai santri di 2 provinsi.

Ia bersyukur PON XXI berjalan dengan lancar, aman, damai, dan harmoni seperti yang diharapkan. Terlepas dari ada atau tidaknya ancaman terorisme selama PON XXI, semua pihak telah berbuat maksimal dalam rangka mencegah potensi ancaman terorisme.

“Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Harapan kita bersama di wilayah Aceh dan Sumut alhamdulilah sudah baik karena sukses PON XXI menjadi tugas kita bersama. Kita lawan radikalisme dan teroirsme dengan kasih sayang, kita kobarkan rasa damai, rasa cinta, dengan perbedaan yang ada kita jadikan kekuatan. meski berbeda tetap satu juga. Tan hana dharma mangrwa,” ucapnya.

Sebelumnya, Deputi 1 BNPT lebih dulu berkunjung ke Markas Kodam Bukit Barisan. Dalam kunjungan ini, Mayjen TNI Roedy Widodo disambut Kasdam 1/BB Brigjen TNI Refrizal. Pada kesempatan itu, dilaporkan berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan BNPT dalam menyukseskan PON XXI.