JAKARTA, Indotimes.co.id — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, BUMN terus berupaya menjadi penyeimbang bagi perekonomian Indonesia. Melalui program ekonomi kerakyatan dan keumatan, lanjut Erick, BUMN ingin membangkitkan potensi ekonomi rakyat dan umat.
Hal ini disampaikan Erick saat saat Silaturahmi Akbar Muslimat NU se-Kota Palembang di Kampus 3 Pondok Pesantren Muqimus Sunnah Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (19/6). Erick begitu terkesan dengan acara yang tak hanya dihadiri oleh ribuan muslimat NU, melainkan sejumlah suster Katolik pun tampak hadir dan ikut menyanyikan lagu Yalal Wathon.
“Luar biasa kita saat kita lihat muslimat NU dengan para suster bersama-sama menyanyikan Yalal Wathon yang maknanya begitu dalam bagi kebangsaan kita. Jangan malu-malu untuk bangkit. Sudah terlalu lama bangsa kita dipecah belah. Sumber daya alam dan market diambil bangsa asing untuk pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja mereka. Akhirnya kita terjebak pada kesenjangan ekonomi,” ujar Erick.
Erick mengatakan Indonesia seyogyanya harus mampu mengoptimalkan SDA dan market besar untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya sendiri. Erick tak ingin ekonomi rakyat dan umat serta pendidikan menjadi kelas dua di negerinya sendiri.
Pemerintah melalui BUMN, lanjut Erick, juga berkomitmen hadir membantu masyarakat. Erick mencontohkan keputusan pemerintah yang tidak menaikan harga BBM jenis Pertalite di saat harga BBM seluruh dunia tengah mengalami kenaikan. Pun saat pandemi terjadi, pemerintah memberikan pelayanan kesehatan dan vaksinasi secara gratis untuk masyarakat.
“Saya berjuang setulus-tulusnya agar BUMNnya sehat, tadinya untung hanya Rp 13 triliun pada 2020, setelah diperbaiki, bersih-bersih BUMN, yang korupsi dipenjarakan, sekarang (2021) untungnya Rp 126 triliun,” ucap Erick.
Menurut Erick, Indonesia harus memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi yang bertumbuh lima persen setiap tahun. Erick tak ingin tren positif hanya menjadikan masyarakat kembali menjadi penonton saja.
Oleh karena itu, ucap Erick, BUMN berkomitmen mendorong kemandirian ekonomi NU. Menurut Erick, NU memiliki peran vital dalam menjadi fondasi bagi ekonomi dan pendidikan bangsa.
“Oleh karena itu, kita, BUMN, sudah menandatangani 250 kerja sama supaya NU punya mesin ekonomi dan insyaAllah rencananya akhir ada pilot project. Ini semua untuk ekonomi NU agar lebih mandiri,” ungkap dia.
Erick menyampaikan dukungan NU sangat penting dalam mewujudkan ekonomi keumatan. Selama ini, lanjut Erick, Indonesia merupakan negara dengan konsumsi industri halal terbesar dunia, namun tidak masuk dalam sepuluh besar produsen industri halal dunia. Erick mengaku miris melihat hal tersebut mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Justru negara-negara seperti AS hingga Brasil yang masuk dalam sepuluh besar produsen halal dunia.
“Maka daripada itu, untuk pertamakalinya dalam sejarah republik ini berdiri, kita punya Bank Syariah Indonesia dengan total aset Rp 360 triliun dan langsung berada nomor tujuh bank terbesar di Indonesia. Gunanya untuk apa, ya untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen industri halal, tak terus menjadi market bagi bangsa lain. Sebagai bangsa besar, kita jangan hanya menjadi buih, tapi harus menjadi ombak dalam percaturan ekonomi dunia,” sambung Ketua Umum Masyarakat Ekonomi tersebut.
Erick mengatakan BUMN juga memiliki program PNM Mekaar yang bisa dimanfaatkan para muslimat NU. Program ini telah memiliki 12,7 juta nasabah ibu-ibu pelaku usaha di seluruh Indonesia. Selama pandemi, lanjut Erick, program Mekaar mampu membuka sedikitnya tujuh juta lapangan kerja baru.
“Ini saya lihat juga banyak muslimat NU yang sudah menjadi nasabah PNM Meekar. Program yang saya dorong bukan karena saya sedang menjabat sebagai Menteri BUMN, tapi juga tetap jalan ketika saya sudah tidak lagi menjadi Menteri BUMN,” lanjut Erick.
Erick menilai sudah bukan zamannya lagi program bagus dihentikan hanya karena pergantian pemimpin.
“Saya mau lihat nanti, coba menteri BUMN berikutnya kalau berani menyetop program Mekaar dengan 12,7 juta nasabah, didemo semua sama ibu-ibu karena targetnya belum selesai. Targetnya mencapai 20 juta ibu-ibu di desa-desa,” kata Erick.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Selatan (Sumsel) KH Amiruddin Nahrawi atau Cak Amir menyampaikan terima kasih atas kehadiran Erick Thohir yang juga menjadi Ketua Panitia Harlah Satu Abad NU itu.
Cak Amir menilai Erick adalah sosok yang memiliki keberpihakan terhadap ekonomi umat. Hal ini tergambar dari sejumlah program yang dilakukan BUMN untuk mendorong kemandirian ekonomi pondok pesantren hingga UMKM di desa-desa. Cak Amir menilai Erick adalah pilihan tepat untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan.
“Saya tanya, kira-kira kalau Pak Erick jadi presiden 2024 setuju apa tidak?” tanya Cak Amir yang disambut ucapan setuju dari para muslimat yang hadir. Namun reaksi Erick, yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah itu, hanya menjawab dengan senyum.
Cak Amir pun mengajak para muslimat mendoakan agar mantan Presiden Inter Milan agar bisa ikut mencalonkan diri menjadi capres 2024. Dengan lantunan shalawat badar, Cak Amir dan para muslimat pun bersama-sama mendoakan Erick.