JAKARTA, Indotimes.co.id – Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi berskala internasional Meeting of Minds Forum 2019 (MeMinds). Kegiatan yang berlangsung di Opus Grand Ballroom, The Tribrata, Jakarta, pada 11-12 Desember 2019 tersebut, bertujuan menyatukan beragam pemikiran, kemampuan, dan keahlian lintas budaya dan bangsa untuk mengatasi berbagai ketimpangan serta kemelut yang selama ini membelenggu masyarakat di berbagai penjuru dunia.
Konferensi yang bertema “Menghadapi Isu-isu Global Demi Masa Depan yang Makmur dan Berkelanjutan” yang diselenggarakan Heritage Amanah International bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)ini berlangsung dua hari, dipimpin Ketua Bersama MeMinds Prof Dr Ismail Serageldin, seorang Pustakawan Emeritus Alexandria yang juga mantan Wakil Presiden Bank Dunia, didampungi Ketua Bersama MeMinds Forum 2019 Salina Nordin CHFC, yang merupakan pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Heritage Amanah International.
Selain diskusi panel, dalam konferensi ini juga digelar Business Matching and Networking, Round Table Discussion, dan penganugerahan penghargaan Champion MeMinds MIDAS Awards.
Ismail Serageldin mengungkapkan, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan jumlah anak muda yang mencapai 129 juta jiwa atau 48 persen dari total penduduk negeri ini.
“Ini kekayaan luar biasa. Ide-ide anak muda ini harus dikembangkan untuk diaktualisasikan. Ditambah lagi Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai 5,5 persen per tahun. Pertumbuhan ini sangat baik, terutama dalam mengurangi kemiskinan,” kata Ismail di Jakarta, Rabu (11/12).
Di sisi lain lanjutnya, Indonesia sedang dihadapkan pada sebuah tantangan besar, karena Ibu Kota Jakarta sedang ‘tenggelam’ dan akan ada ibu kota baru di Pulau Kalimantan. “Indonesia, memiliki keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa, baik di darat dan laut. Dan, saya pikir negara ini sedang bergerak, dengan banyak potensi untuk masa depan dan juga tantangan besar,” katanya.
Menurut Ismail, MeMinds Forum 2019 akan mempertemukan beragam generasi dengan latar belakang budaya, pendidikan, dan profesi untuk membahas tentang isu-isu yang selama ini menjadi keprihatinan dunia. Selain masalah perubahan iklim, MeMinds Forum 2019 juga akan mengeksplorasi lebih jauh tentang perekonomian syariah dan wakaf yang kini tumbuh pesat di berbagai belahan dunia.
“Saatnya, bagi kita menyatukan berbagai kemampuan di tingkat nasional dan internasional untuk menyelesaikan tantangan global maupun lokal, mulai dari kemiskinan, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, deforestasi, erosi tanah, polusi udara, serta tanah dan air yang merusak lingkungan kita,” kata Ismail.
Sementara itu, Ketua Bersama MeMinds Forum 2019 Salina Nordin mengatakan, Bank Dunia menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity/PPP) nomor 10 terbesar di dunia.
“Meeting of Minds Forum 2019 akan menjadikan Indonesia sebagai studi kasus, khususnya terkait perbankan dan keuangan Islam. Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang memiliki 268 juta jiwa penduduk yang mayoritas muslim,” jelas Salina.
Lebih lanjut, Salina menjelaskan, masyarakat internasional mengapresiasi langkah-langkah konkret yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam mengurangi kemiskinan melalui program jaring pengaman sosial. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018.
“Bank Dunia mengharapkan perlunya meningkatkan investasi yang promasyarakat miskin, terutama di bidang pembangunan kualitas sumber daya manusia, mempromosikan pertumbuhan inklusif,” tutur Salina.
Disebutkan lembaga dan instrumen keuangan Islam harus berakar pada redistribusi dan filantropi, yang melibatkan unsur-unsur Qard al Hasan, Zakat, dan sedekah. “Saya yakin, pola seperti ini akan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin dan menciptakan jaring pengaman sosial. Instrumen wakaf sangat ideal untuk menciptakan dan melestarikan aset di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial,” tandasnya.
Salina, menambahkan, MeMinds Forum 2019 akan menyatukan ide-ide dan keahlian para pelaku usaha dan akademisi di tingkat ASEAN, Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tengah untuk menemukan solusi terbaik di bidang ekonomi, sosial-budaya, politik, dan ilmiah dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Konferensi MeMinds Forum 2019 akan menghadirkan pembicara para tokoh-tokoh penting, diantaranya, Menteri Riset, Teknologi, dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, CEO Grup Dubai Islamic Bank, Dubai Dr Adnan Chilwan, Ketua Dewan Wakaf Indonesia yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Mantan Penasihat Senior Bank Dunia dan Pendiri Bersama The Billion Dollar Fund for Woman, Amerika Serikat Nadereh Chamlou, Mantan Menteri Pertanian dan Reklamasi Lahan, Mesir Prof Adel El Beltagy, serta Penasihat Sains Senior Hukum OFW yang juga mantan Presiden Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan (AAAS) dan Peraih Medali Sains Nasional 2006, AS Nina Fedoroff.