JAKARTA, Indotimes.co.id – PT Pertamina (Persero) tidak gentar dengan kehadiran pesaing baru dalam bisnis bahan bakar minyak (BBM), sepanjang hal itu dilakukan dengan mengedepankan asas keadilan.
“Kami sudah lama welcome dengan persaingan yang fair, bahkan memenangkan persaingan dengan mengakuisisi SPBU lain. Jadi kehadiran pesaing baru tidak masalah bagi Pertamina,” kata Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (26/10).
Masalahnya, kata dia, adalah mengapa sekarang Pemerintah mengizinkan pesaing menjual Premium 88 di tempat-tempat gemuk tanpa ada treat off seimbang untuk juga melayani non Jawa, Madura dan Bali (Jamali).
“Apalagi Dry Gasoline 88 sudah menjadi target bersama dengan pemerintah cq Kementerian ESDM untuk dihapus karena isu kebutuhan mesin otomotif dan isu baku mutu lingkungan,” katanya.
Jika dibiarkan, maka selain akan sangat merugikan Pertamina akibat beban distribusi Premium 88 yang merugi, juga hanya untuk memberikan rente ekonomi ke segelintir pemain INU. “Pertamina, jelas menolak ketidakadilan,” ujarnya.
Sebelumnya Menteri ESDM Ignasius Jonan dikabarkan akan meresmikan SPBU milik PT Vivo Energy Indonesia di kawasan Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (26/10) siang.
Kehadiran SPBU yang konon milik perusahaan minyak asal Belanda ini cukup membuat kaget publik.
Pasalnya, SPBU ini juga diizinkan menjual BBM Research Octane Number (RON) 88 yang diberi nama Revvo 88. Meskipun pada akhirnya ada informasi yang menyebutkan bahwa Pemerintah melarang Vivo menjual RON 88 dan diganti dengan Revvo 89.
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa kehadiran Jonan pada peresmian SPBU Vivo terkait dengan kesediaan perusahaan tersebut untuk mendukung dan mensukseskan program pemerintah terkait BBM Satu Harga.