BANDUNG, Indotimes.co.id – Konsep Anarcho Syndicalism menjadi perhatian aparat penegak hukum terkait dengan adanya kericuhan di Bandung pada saat Hari Buruh, 14 Desember 2021 lalu.
Pemetaan oleh kepolisian tengah dilakukan terhadap kelompok yang mengadopsi Anarcho Syndicalism.
Bahkan, beberapa waktu lalu Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan, ia mendapatkan informasi bila massa yang mengenakan baju berwarna hitam dan membuat kericuhan di peringatan Hari Buruh di Bandung adalah kelompok Anarcho Syndicalism.
Moeldoko juga mengatakan, hal terpenting adalah mengetahui otak di balik gerakan tersebut dan tujuan dari gerakan tersebut.
“Mereka sudah eksis kurang lebih 3 tahun lalu. Sudah sering melakukan pelanggaran vandalisme. Saya harus mengenali lebih jauh. Kalau ada upaya tertentu dari pihak tertentu ingin memaksakan niat tertentu, dalam sebuah event tertentu, maka ini bisa juga menjadi amunisi bagi mereka,” katanya.
Kerusuhan kelompok anarko di Bandung juga membuat berbagai wilayah Jawa Barat mengutuk aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Bahkan, banyak juga spanduk terpampang di sekitaran Jawa Barat yang menolak aksi kelompok anarko.
Bicara soal anarko, pada 1 Mei 2019 lalu, dalam demonstrasi peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) di Bandung, Jawa Barat, Jenderal Tito Karnavian, yang waktu itu masih menjabat Kapolri, juga mengungkap adanya kelompok anarko sindikalis yang terlibat dalam demonstrasi.
Personel anarko sindikalis, yang mengenakan pakaian serba hitam, disebut sebagai dalang kerusuhan disetiap aksi.
Menurut Tito, Anarko sindikalis adalah paham di mana para pekerja ingin bekerja dengan bebas, tidak terikat dengan aturan.
Salah satu ciri kelompok ini adalah coretan simbol ‘A’, yang jejaknya ditinggalkan dalam setiap kegiatan. Paham anarko sindikalis menyebar dari Eropa, Amerika Selatan, dan Asia.
Di Indonesia, paham itu masuk beberapa tahun lalu dan tumbuh di kota-kota besar, seperti Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Makassar.
Banyak varian anarko selain sindikalis, antara lain anarko individualis, anarko antifasis, anarko komunis, anarko feminis, dan masih banyak lagi.
Semuanya adalah cabang paham anarkisme. Istilah anarko sindikalis atau revolusioner sindikalis muncul saat paham itu diadopsi gerakan buruh.
Rudolf Roker dalam buku Anarchism and Anarcho Syndicalism (1949) mengatakan banyak kaum anarkis menghabiskan sebagian aktivitas mereka di pergerakan buruh, sehingga melahirkan gerakan anarkis sindikalis.