JAKARTA, Indotimes.co.id – Jelang akhir tahun 2022, Beyond Borders Indonesia yang merupakan komunitas yang didirikan oleh orang-orang yang peduli dengan wilayah perbatasan Indonesia kembali melakukan serangkaian kegiatan prioritasnya antara lain pengembangan pariwisata, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Rencananya serangkaian kegiatan di adakan di awal Oktober mulai dari Kabupaten Maluku Tenggara (Kepulauan Kei) Kabupaten Belu, Kabuoaten Natuna, Kabupaten Anambas dan wilayah perbatasan lainnya.
Beberapa titik fokus yang dikerjakan adalah pengembangan desa wisata dan program pendidikan dengan sekolah-sekolah.
Pengembangan desa wisata difokuskan kepada pemberdayaan masyarakat, penguatan fasilitas obyek wisata dan pemasaran produksi UMKM masyarakat.
“Contoh pengolahan rumput laut ini kan potensinya sangat besar,harganya sangat tinggi,disisi lain,potensinya sangat besar. Sangat disayangkan bila
tidak hal ini diabaikan. Apalagi berdasarkan data, Indonesia memiliki jenis rumput laut yg berkualitas tinggi dan Indonesia menempatkan diri sebagai negara terbesar kedua penghasil rumput laut dunia. Setelah Cina” kata Diana yang selama ini merupakan konsultan pariwisata dan saat ini aktif juga mengembangkan program pemulihan ekonomi pasca covid 19 khususnya di wilayah perbatasan NKRI.
Sementara untuk pemberdayaan di bidang pendidikan, fokus perhatian ditujukan kepada semangat untuk belajar dengan mengoptimalkan telknologi (sistem belajar online) serta literasi digital yang dibutuhkan serta turut mendorong percepatan fasilitas internet didaerah daerah terpencil.
“Di beberapa daerah seperti di perbatasan Kabupaten Sambas warga kita masih kesulitas mengakses jaringan internet. Sehingga terpaksa memanfaakan jaringan internet negara luar dalam hal ini Malaysia,”paparnya dosen komunikasi ini.
Sebelumnya Beyond Borders Indonesia sudah melakukan kegiatan diskusi online dengan beberapa daerah perbatasan dengan mengangkat isu ekonomi, pendidikan dan pariwisata.
Dalam melaksanakan programnya tersebut, Beyond Borders Indonesia bekerjasama dengan sejumlah lembaga namun yang memiliki visi dan misi sejalan.
‘Partner kerjasama kami memiliki latar belakang dan kompetensi yang
bervariasii, termasuk jaringan media,”kata pendiri sekaligus penggagas Beyond Borders Indonesia, Dr Rahtika Diana, MComm, MSi di Jakarta,Senin,(31/10).
Hingga saat ini,sudah banyak sekali lembaga swasta maupun pemerintah yang menawarkan kerjasama,namun pihaknya memberikan syarat kolaborasi yang dilakukan mesti berasaskan kepada kepentingan publik semata. “Kami percaya bahwa jejaring dan kerjasama penting,” tandasnya.
Dalam merealisasikan programnya ini pula, Beyond Borders Indonesia berkolaborasi dengan sejumlah pakar yang memiliki reputasi internasional dan menhadirkan para profesor dari luar negeri seperti Inggris dan Amerika Serikat
Adapun yang menjadi skala prioritas garapannya adalah bergantung kepada kondisi dari daerah setempat.
“Tentu tidak hanya pariwisata dan UKM,tapi potensi lain, seperti olahraga, seni dan keahlian di bidang kerajinan dan lain-lain, jelasnya pula.
Dr Rahtika Diana menambahkan, kehadiran Beyond Borders in diharapkan kian mempercepat pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah perbatasan NKRI.