JAKARTA, Indotimes.co.id – Kapal Ekspedisi ‘Plastic Odyssey’ singgah di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, mulai 22 hingga 27 Juli 2024, melanjutkan eksplorasinya mengenai solusi terhadap polusi plastik di kawasan Asia Tenggara.
Plastic Odyssey adalah sebuah inisiatif global yang berkomitmen memerangi polusi plastik di seluruh dunia, sedang meluncurkan upayanya di Jakarta menghadapi masalah serius limbah plastik di tempat pembuangan akhir, sungai, dan lautan kita.
Melalui teknologi sederhana dan inisiatif pemberdayaan masyarakat, Plastic Odyssey ingin mengubah limbah plastik menjadi sumber daya berharga, memajukan solusi berkelanjutan yang mengembangkan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja.
Sejak berangkat 18 bulan lalu, Plastic Odyssey telah Membangun jaringan global lebih dari 100 pengusaha yang dilatih di kapal, Mengunjungi lebih dari 30 pusat daur ulang di lebih dari 20 negara, Mengumpulkan lebih dari 300 anggota dalam komunitas global di seluruh dunia, Mendidik lebih dari 10.000 Penjelajah Muda tentang polusi plastik.
Di Jakarta, pengelolaan limbah plastik melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang bekerja secara independen: pemerintah kota mengumpulkan sampah campuran, pemulung mendaur ulang plastik secara manual, dan warga berkontribusi melalui bank sampah berbasis masyarakat.
Pendekatan terdesentralisasi ini mempersulit upaya untuk melacak dengan akurat dan memaksimalkan tingkat daur ulang plastik. Meskipun upaya-upaya ini, tingkat daur ulang hanya mencapai 24%, dengan sisanya 76% limbah plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau lingkungan.
Plastic Odyssey ini pertama kali tiba di Indonesia di kota Ambon (13-17 Juni), Kendari (20-26 Juni), Labuan Bajo (28-2 Juli), Bali (4-13 Juli), Surabaya (14-19 Juli) dan terakhir di Indonesia masuk di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada 22 Juli.
Selama kurang lebih seminggu di Jakarta, akan dilakukan pertemuan dengan pejabat pemerintah Jakarta, ahli manajemen limbah, dan organisasi lingkungan guna mengembangkan strategi komprehensif untuk memerangi polusi plastik.
Plastic Odyssey juga berkolaborasi dengan inisiatif di Jawa dan Jakarta seperti Sungai Watch, Trash Hero, Ocean Kita, Waste4Change, dan lainnya untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah Jakarta.
Plastic Odyssey akan menyelenggarakan lokakarya dan kegiatan kunci di kapal bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal untuk berbagi pengetahuan tentang manajemen limbah plastik yang efektif. Sesi-sesi ini bertujuan memberdayakan penduduk setempat dengan keterampilan praktis, mengembangkan praktik berkelanjutan yang ditemukan oleh tim ekspedisi di berbagai benua, sambil belajar dari solusi yang ada di Jakarta.
Pengunjung kapal juga dapat melihat contoh dan sampel objek daur ulang yang diperoleh melalui penggunaan mesin berteknologi rendah oleh Plastic Odyssey dan aktor proyek lain di seluruh dunia. Inovasi- inovasi ini akan memperlihatkan bagaimana limbah plastik dapat diubah menjadi bahan berharga seperti furniture, tas, sepatu dsn banyak lagi.
“Tiba di Jakarta menandai tonggak penting bagi Plastic Odyssey dalam misi kami untuk memerangi polusi plastik. Kami sangat antusias untuk terlibat dengan komunitas di sini, menjalin kemitraan, dan memberdayakan penduduk lokal dengan solusi praktis untuk membangun lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” kata Simon Bernard, pendiri Plastic Odyssey.
“Bersama-sama, kami percaya dalam kekuatan inovasi dan aksi kolektif untuk mendorong perubahan yang berarti. Kolaborasi yang menjanjikan dengan Kadin Indonesia bertujuan mencapai solusi yang efektif dan dapat diukur terhadap polusi plastik di Jakarta dan seluruh Indonesia,” lanjut Simon Bernard dalam pertemuan di Menara Kadin Indonesia, Kuningan, bersama Jaya Wahono (Kadin Indonesia) yang dihadiri sekitar 50-an peserta termasuk perwakilan kementerian lokal, kedutaan, pers nasional, dan anggota komunitas lokal.
Setelah mampir di Jakarta, sebagai Pelabuhan terakhir, kapal ini akan melanjutkan menjelajahi negara-negara di Asia Timur, termasuk Singapura, Kamboja, Vietnam, Hong Kong, Taiwan, dan Filipina selama enam bulan ke depan.
Sebagai duta dalam perjuangan melawan polusi plastik di kawasan kritis yang terpapar polusi plastik ini, kapal akan terlibat dengan pemangku kepentingan yang membentuk dunia saat ini dan masa depan.
“Tujuan kami adalah menciptakan jaringan global solusi untuk memerangi polusi plastik. Bergabunglah dalam petualangan kami dan ikuti serta dukung perjalanan luas kami melintasi Asia yang luar biasa,” tutup Simon Bernard.