JAKARTA, Indotimes.co.id – Kordinator Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) Azmi Hidzaqi mendesak Komisi Penyiaran Indinesia (KPI) dan Dewan Pers untuk memberikan sangsi tegas terhadap acara TV Tayangan bertajuk Mata Najwa yang tayang pada Rabu (3/11) mengangkat tema “PSSI Bisa Apa jiid 6: Lagi-lagi Begini”.
Acara yang dipandu Najwa Shihab itu di televisi di anggap telah melakukan disinformasi yang bertujuan dapat menyesatkan publik, tayangan mata Najwa mengandung isi acaranya yang tidak fair, menyudutkan, tendensius, dan bias, serta menghakimi terhadap PSSI.
“Seharusnya tayangan mata Najwa mengangkat isu yang positif, produktif yang berbasis nilai-nilai budaya kita,” ujar Azmi. dalam siaran persnya, Senin (8/11).
Menurut Azmi, untuk mendukung kemajuan PSSI agar lebih maju. Tayangan Mata Najwa seharusnya bijak dan objektif dalam mengangkat tema dan isu yang di sajikan ke publik, jangan menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mengkampanyekan kelemahan PSSI.
Tayangan mata Najwa di nilai ada kecenderungan tidak independen sehingga menghasilkan berita yang tidak akurat, tidak berimbang, dan beritikad buruk.
Tayangan Mata Najwa sengaja memainkan isu itu untuk agenda setting dalam rangka menggiring opini publik yang dapat menyesatkan, kami menilai tayangan mata Najwa tidak menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta tidak menjaga profesionalisme pers.
Selain itu, menurutnya, tayangan mata Najwa ini tidak sejalan dengan semangat dan kode etik jurnalistik dan juga berpotensi memperkeruh situasi dan akan berdampak negatif bagi kehidupan persepakbolaan di tanah air.
Talk Show Mata Najwa di nilai telah mengandung unsur manipulasi data dan fakta dalam pemberitaannya dengan menyatakan PSSI sudah tidak berdaya dalam menghadapi dan menertibkan mafia pengaturan skor, padahal yang sebenarnya PSSI sangat tegas dalam menjatuhkan sangsi terhadap semua kecurangan yang terjadi selama ini.
Pihaknya juga mempertanyakan bagaimana bisa tayangan mata Najwa begitu nekat dan sengaja menyampaikan informasi yang dinilainya blunder dan menyesatkan kepada publik dengan cara menghadirkan narasumber yang tidak kompeten dan seting acara yang cenderung tendensius ?.
“Tayangan itu menista karena telah menghadirkan “narasumber” yang bukan benar-benar wasit, dan di ragukan seorang yang menjadi narasumber nya, terkesan sekadar kemasan dan setingan” tandas Azmi.
Azmi juga menilai tayangan mata Najwa selektif dalam memilih narasumber yang kompeten, kredibel, dan otoritatif sehingga tayangan itu menjadi semacam pengadilan in absentia, serta proyek menyebarluaskan fitnah, kebohongan, dan ujaran kebencian terhadap PSSI melalui ujaran narasumber yang tendensius, penuh kebencian, bertentangan dengan bukti dan fakta, serta sarat dengan kebohongan, dan penistaan terhadap PSSI.
Melalui pembawa acaranya Najwa tampak jelas tidak berupaya menguji informasi, tidak memberitakan secara berimbang, mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta tidak menerapkan asas praduga tak bersalah. produk tayangan mata Najwa itu sangat menyesatkan dan membuat berbagai persepsi dari siapapun yang menontonnya akibat penggunaan bahasa yang tendensius, oleh karena itu kami meminta agar siaran tersebut dapat di cabut hak tayangnya.