JAKARTA, Indotimes.co.id – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan pihaknya akan mendukung penuh program strategis nasional yaitu mewujudkan swasembada pangan. Hal tersebut disampaikannya seusai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kemendagri, yang dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, pada Senin (9/12/2024).
“Jadi sesuai arahan Bapak Presiden, kita semua harus fokus untuk mempercepat swasembada pangan. Tentunya di bawah koordinasi Kemenko Bidang Pangan, Badan Pangan Nasional melakukan berbagai kerja kolaboratif untuk mendukung percepatan swasembada pangan ini. Dalam hal ini, antara lain berkaitan dengan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah, menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, hingga mendorong penganekaragaman pangan,” ujar Arief.
Dalam arahannya pada Rakor Kemendagri tersebut, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah telah mencanangkan program swasembada pangan untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Dalam hal ini, Presiden menegaskan salah satu kunci utama pengendalian inflasi komponen bergejolak (volatile food) yaitu swasembada pangan yang dimulai dari wilayah terkecil untuk mendukung swasembada pangan nasional bagi masa depan bangsa.
“Kuncinya, sekali lagi adalah swasembada pangan dalam arti yang menyeluruh. Artinya kita swasembada secara nasional iya, tapi kita juga harus swasembada secara secara pulau-pulau besar dan kita juga harus swasembada per kabupaten, bahkan idealnya per kecamatan. Ini adalah kearifan bermasyarakat nenek moyang kita ribuan tahun. Dari dulu kita diajarkan tiap desa harus punya lumbung pangan, tiap desa. Jadi inilah strategi besar kita, apakah kita akan mencapainya dalam waktu yang lama atau waktu yang sedang, itu nanti tergantung upaya kita secara keras, kerja keras atau tidak. Saya yakin kita mampu mencapai itu,” ujar Presiden di hadapan para menteri/kepala lembaga dan kepala daerah yang hadir secara hybrid.
Guna menunjang hal tersebut, NFA sesuai amanat Perpres 66 Tahun 2021, telah mempersiapkan berbagai program strategis mulai dari hulu hingga hilir yang dapat mendukung upaya swasembada pangan mewujudkan ketahanan pangan nasional yang mandiri dan berdaulat. Strategi tersebut antara lain dilakukan melalui penyerapan hasil panen dengan membangun kemitraan closed loop, penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), serta penetapan harga pembelian/penjualan di tingkat produsen dan konsumen.
“Jadi sesuai amanat Perpres 66/2021, NFA telah menyusun berbagai program strategis yang dapat mendukung upaya pewujudan swasembada pangan, dengan demikian jaminan terhadap kepastian harga akan dapat memicu peningkatan produksi pangan, serta menjaga stabilitas ekosistem pangan nasional,” ungkap Arief.
Selanjutnya seiring dengan meningkatnya produksi pangan Kepala NFA juga menekankan perlunya penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) maupun Cadangan Pangan Masyarakat (CPM). Dikatakannya lebih lanjut, sebagai negara besar yang terdiri dari banyak pulau dan wilayah dengan akses terbatas, Indonesia perlu mengoptimalkan peran lumbung pangan untuk memperkuat sistem logistik pangan antardaerah, selaras dengan arahan Presiden agar setiap daerah mampu menghasilkan pangan di wilayahnya masing-masing.
Dengan adanya peningkatan produksi pangan, maka kondisi ini juga akan turut meningkatkan ketersediaan pangan, yang akan berdampak positif pada stabilitas pasokan dan harga pangan di tingkat daerah dan nasional. Untuk itu, dengan stabilnya harga pangan maka inflasi dapat terkendali khususnya dari komponen harga bergejolak (volatile food). Hal ini tentunya juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi baik di sektor produksi, pengolahan, maupun perdagangan.
“Swasembada pangan bukan hanya sekadar target, tetapi juga investasi untuk masa depan bangsa. Dengan swasembada pangan, kita dapat menjaga stabilitas harga, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Mari kita bersama-sama mendukung program swasembada pangan untuk Indonesia yang lebih mandiri dan sejahtera,” tambah Arief.
Sebagaimana diketahui pada November 2024 laju inflasi nasional tercatat sebesar 1,55% (yoy), sementara month to month (mtm) sebesar 0,30%. Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada November 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,78% dan memberikan andil inflasi 0,22%. Adapun komoditas pangan penyumbang inflasi yaitu bawang merah 24,87%, tomat 58,88%, daging ayam ras 2,03%, dan minyak goreng 2,17%.
Demikian pentingnya upaya peningkatan produksi dalam negeri melalui upaya ekstensifikasi dan intensifikasi, sehingga program swasembada pangan dianggap sebagai kunci dalam mewujudkan stabilitas pangan serta pengendalian inflasi. Begitu pula dengan partisipasi masyarakat untuk mendukung pertanian antara lain dengan mengkonsumsi produk pangan lokal produksi dalam negeri.
“Terima kasih Mendagri, semua Menteri yang hadir, Panglima TNI, Jaksa Agung, semua yang hadir. Laksanakan, teruskan kita bersyukur inflasi terkendali kita jaga terus, tapi kuncinya nanti adalah produksi. Saya optimis, jadi kita buktikan bahwa kalau kita tanggap dan kita mendekati masalah dengan tanggung jawab, saya kira kita bisa atasi. Saya ucapkan terima kasih, ini suatu gerakan luar biasa, kita terintegrasi,” tutup Presiden.