JAKARTA. Indotimes.co.id – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin merasa bersyukur, melihat hasil survey SMRC yang diumumkan pada Minggu (13/6/2021). Survey ini mengambil sampling 1220 responden dan digelar pada akhir Mei  2021. Survey yang dilakukan dari berbagai daerah di Indonesia itu, menempatkan Golkar di posisi ketiga dengan dukungan 10,7 persen.

Seperti halnya hasil Pemilu 2019, dalam survey SMRC, Golkar juga berada di bawah PDIP (25,9 persen) dan partai Gerindra (10,9 persen). Namun  dengan margin of error 3,05 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, posisi Gerindra dan Golkar dapat dikatakan sama. Hasil survey juga konsisten dengan hasil pemilu terakhir.

“Kami tetap bersyukur untuk  hasil survey yang dilakukan oleh SMRC, dimana Golkar tetap berada di tiga besar dan di angka 10,7. Mudah-mudahan Golkar tetap di cluster 10 persen ke atas. Ini hasilnya cenderung sama dengan survey sebelumnya,” kata Nurul.

Hasil survey ini, menurut Nurul, akan memacu Golkar untuk menjalankan terus program sosialisasi agar partai beringin dan keberadaan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, juga dirasakan oleh masyarakat. 

Baca Juga:  PT Cakrawala Mitra Usaha Berharap Mendapat Kepastian Pada Sidang Pekan Depan Atas Permohonan PKPU Yang Diajukan Altus Special Situations Asia I LP

Nurul meyakini peta politik pasti akan berubah. Semua tergantung bagaimana partai politik memainkan perannya dalam menentukan dan memutuskan siapa capres dan cawapres. Ketokohan atau figur di dalam partai sangat berperan penting dalam mendongkrak elektabilitas partai. PPP dalam Pemilu 2019 turun drastis karena kehilangan figur kuat di dalam partainya.

Elektabilitas Capres.

Sementara dalam survey tentang elektabilitas calon presiden, SMRC memotret bahwa Airlangga belum memiliki elektabilitas yang signifikan. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagai Menko Perekonomian dan Ketua KPCPEN (Komite penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) membuat Airlangga belum fokus untuk berbicara tentang pencapresan. “Beliau belum mau all-out 100 persen (untuk pencapresan). Kita masih pelan-pelan namun pasti,” tambah Nurul.

Dalam survey SMRC juga disimpulkan bahwa, belum ada figur alternative yang kuat yang dapat memberikan harapan dan menampung aspirasi masyarakat. Nama-nama yang muncul masih berkisar pada mereka yang pernah berkecimpung dalam politik sebelumnya. Bahkan masih bersifat spekulatif.

Baca Juga:  Konyol, Mendesak Presiden Terbitkan Perppu KPK

Dalam survey yang dilakukan SMRC itu, muncul suatu kesimpulan jika responden itu memilih berdasarkan rumus, “Tahu, kemudian Suka dan kemudian Memilih”. Ini melahirkan satu pertanyaan bagi Nurul, seperti apa yang dimaksud dengan Tahu, dari mana responden Tahu, media apa yang membuat mereka Tahu? Kemudian dari sisi Suka itu juga karena apa? Apa yang membuat responden itu Suka?

Survey menunjukan jawaban masyarakat masih spekulatif. Ini membuka kesempatan bagi setiap kandidat, termasuk Airlangga,  untuk membangun strategis-strategi. jadi tidak hanya meningkatkan awareness (tingkat ketahuan masyarakat) namun dari sisi likeability (kesukaan) dan elektabilitas.

Dalam skor popularitas, yang berhubungan dengan tahu dan suka, menurut Nurul, dari hasil survey SMRC, angka Airlangga cenderung meningkat.

“Ini menunjukkan apa yang kami lakukan dengan sosialisasi  untuk beliau ini sudah ada peningkatan. Walaupun yang kami lakukan selama ini belum maksimal,” tutur Nurul.

Nurul menyatakan tetap optimistis, bahwa pada akhirnya calon-calon yang tidak memiliki partai itu akan menunggu untuk dipinang. “Jadi kuncinya adalah setiap calon, harus mempunyai parpol, karena parpol ini dukungan yang riil, signifikan, dan sistematis. Parpol memiliki jejaring struktural dari pusat hingga daerah, bahkan tingkat desa,” ungkap Nurul pula.

Baca Juga:  Kridha Dhari Gelar Kebaya Christmas Carol Usung Keberagaman dan Toleransi Beragama

Seorang kandidat, jika hanya mengandalkan popularitas dan tidak dicalonkan oleh parpol, maka tidak ada relevansinya untuk dipilih. Maka tugas-tugas kandidat yang bukan berasal dari parpol saat ini mereka di- challenge untuk dipinang oleh parpol. “Itu pun kalau parpolnya mau. Sementara kami dari Golkar tetap konsisten untuk mendukung Pak Airlangga sebagai capres,” tegas Nurul.

Nurul mengaku Golkar, pada saat ini baru pemanasan dan belum 100 persen bekerja. Hal ini karena Golkar terus menjaga mandat dan tugas Airlangga sebagai Menko perekonomian.

“Kita akan sukseskan dan selesaikan vaksinasi serta pemulihan ekonomi. Baru setelah itu tercapai maka akan kami garap dan sosialisasikan beliau sebagai capres secara lebih masif,” pungkas Nurul.