KABUPATEN LEBAK, Indotimes.co.id — Ratusan korban bencana longsor di Kabupaten Lebak diungsikan di sekolah militer milik TNI Komando Pendidikan dan Pelatihan Tempur (Dodiklatpur) Resimen Induk Kodam (Rindam) III/Siliwangi, Cipanas Kabupaten Lebak.
Dua pekan telah berlalu, ratusan korban masih bertahan di pengungsian, pengakuan mereka sudah tak bisa lagi menempati rumahnya karena tertimbun material tanah. Sekitar 100 Rumah di Kampung Cigobang Desa Banjarsari kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak telah rata tertimbun tanah.
Menurut keterangan Mumu, salahsatu warga yang menjadi korban sebelum di pengungsian dirinya bersama seluruh warga kampungnya bertahan di tengah hutan karena akses jalan sudah tak lagi terlihat.
Demi keamanan dan keselamatan mereka menetap di tengah hutan, selama berhari-hari mereka bertahan hingga akhirnya bantuan datang dengan helikopter, kemudian dievakuasi oleh tim penanggulangan bencana ke DODIKLATPUR Cipanas Lebak.
“Sebelum di pengungsian saya dan keluarga sama warga kampung lain bertahan di tengah hutan, jalanan sudah tidak terlihat, tiga hari di tengah hutan, sampai di sini (Posko Pengungsian-red) saya tanggal 4, yang lain ada yang tanggal 5, bawa badan aja, ga mikirin harta benda yang penting selamat, saya di sini sama dua anak saya sama istri, orangtua, mertua, bareng sama orang sekampung Cigobang,” jelas Mumu salahsatu pengungsi yang terpilih sebagai Komandan Barak oleh Koordinator Posko.
Wakil Kepala posko pengungsian DODIKLATPUR Ade Ramdhani mengatakan, sementara ini dari 9 barak yang tersedia telah dihuni 662 jiwa dan sebagian besar adalah wanita. Pemerintah Kabupaten Lebak terus berkoordinasi dengan pihaknya mengenai segala kebutuhan pengungsi dan situasi di luar.
“Sementara ini total pengungsi di kami ada 662 jiwa, warga yang terdampak di 3 wilayah di kecamatan Sajira dan Lebak Gedong, besok (jumat, 17/01-red) akan bertambah sekitar 200 orang lagi dievakuasi kesini, tidak ada kendala di pengungsian karena banyak pihak yang membantu, baik donatur maupun relawan, pemkab Lebak pun aktif membantu salahsatunya persoalan kebersihan di pengungsian,” jelas Ade Ramdhani TNI berpangkat 1 balok merah.
Di posko tersebut tampak tersedia fasilitas pencuci pakaian yang dikemas apik menggunakan kendaraan roda empat, lengkap dengan relawan yang siap mencuci pakaian para pengungsi.
Selain itu, saat di lokasi pengungsian Kamis (16/1/2020) Sore, tampak ratusan pengungsi antri di depan barak untuk makan bakso yang dibawa oleh Paguyuban pedagang mie ayam dan bakso (PAPMISO) dari Tangerang.
H. Diono selaku Ketua PAPMISO menerangkan kegiatan tersebut digelar dari kepedulian pedagang bakso di Tangerang. Sebanyak 1200 porsi bakso disiapkan oleh pihaknya, dengan harapan warga korban bencana alam dapat terhibur dengan makan bakso bersama.
“Gotong royong para pengusaha bakso dan pengusaha penggilingan daging, kami olah dari 60 kg daging sapi, Alhamdulillah hari ini PAPMISO bisa mengadakan makan bakso bersama korban bencana alam di Lebak dan melihat dari antusiasnya pengungsi, semoga para pengungsi bisa merasa senang, karena keterbatasan waktu, sebagian bakso kami kirim ke dapur umum untuk bahan menu olahan untuk makan pengungsi,” ungkap H. Diono saat diwawancarai.