JAKARTA, Indotimes.co.id – Presiden Joko Widodo berkomitmen terhadap upaya pembangunan ketahanan pangan nasional sebagaimana yang pernah beberapa kali diutarakan oleh dirinya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah ialah dengan mengarahkan pemanfaatan program dana desa kepada hal-hal yang dapat meningkatkan produksi pangan. Demikian disampaikan Presiden dalam sambutannya pada acara penyerahan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara tahun 2016 di Istana Negara, pada Rabu, 30 November 2016.
“Akan saya kontrol terus penggunaan dana desa ini agar bisa masuk kepada yang berkaitan dengan produksi pangan, baik membangun irigasi atau pembuatan embung (kantong air). Ini akan meningkatkan produksi pangan kita. Saya kalau dengar yang namanya impor pangan, sedih banget,” ujarnya.
Untuk terus meningkatkan pembangunan fasilitas produksi pangan di pedesaan tersebut, pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan alokasi dana desa di tahun mendatang. Untuk tahun 2017 sendiri, alokasi dana desa sudah ditetapkan sebesar 60 triliun rupiah, naik dari sebelumnya sebesar 47 triliun rupiah.
“Tahun yang lalu dana desa kita berikan Rp. 20,5 triliun, tahun ini Rp. 47 triliun, tahun depan Rp. 60 triliun. Untuk tahun 2018 saya sudah minta pada menteri bagaimana caranya supaya bisa Rp. 120 triliun,” tegasnya.
Selain itu, meskipun sampai dengan saat ini Indonesia masih mengimpor beberapa komoditas pangan, Presiden Joko Widodo meyakini bahwa dengan upaya yang keras harapan akan swasembada pangan nasional akan terwujud. Kuncinya ialah niat dan kemauan yang kuat untuk melaksanakan perubahan.
“Ini hanya masalah niat, mau atau tidak mau. Kalau niatnya kuat, kemauan kuat, rampung urusan-urusan seperti itu,” ucap presiden.
Oleh karenanya, presiden menyatakan kegembiraannya usai mendengar salah satu penerima penghargaan yang telah membangun banyak embung di daerahnya guna peningkatan produksi pangan. Bahkan, Presiden Joko Widodo menjanjikan langsung untuk meluangkan waktu khusus agar dapat berkunjung dan melihat langsung pembangunan tersebut.
“Saya kalau dapat cerita produksi kita meningkat, entah yang namanya cabai, padi, jagung kedelai, saya pasti tengok. Saya tadi sudah janjian dengan Pak Bupati Wajo (Sulawesi Selatan), Januari insya Allah akan saya tengok ke Wajo, karena sudah bikin embung yang sangat banyak sekali, mau saya lihat. Saya kira itu memang yang harus kita kerjakan,” kata Presiden.
Menutup sambutannya, Presiden mengajak kepada para penerima penghargaan untuk terus berkarya dan menginspirasi masyarakat untuk dapat lebih produktif. Pemerintah mengakui peranan mereka dalam upaya memajukan sektor pangan nasional.
“Sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas peran Saudara-saudara selama ini dalam memajukan sektor pangan di negara kita, Indonesia. Kiranya penghargaan yang juga diberikan bisa menambah motivasi dan bagi semua pemangku kepentingan bisa terus berkarya untuk negara kita,” tutupnya.
Dalam acara tersebut, turut diserahkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara kepada para figur yang dinilai berprestasi dalam upaya pembangunan ketahanan pangan di Indonesia. Penghargaan pada tahun 2016 ini diberikan kepada 73 penerima penghargaan yang terdiri dari 5 kategori, yaitu Pelopor Ketahanan Pangan, Pemangku Ketahanan Pangan, Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan, Pelayanan Ketahanan Pangan, dan Pembina Ketahanan Pangan.
Salah satu penerima penghargaan tersebut ialah Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru, yang kabupatennya dijanjikan langsung oleh presiden untuk dikunjungi. Guna menjamin ketersediaan air untuk irigasi sawah dan tambak, ia membangun 200 unit embung, yang ke depannya masih akan terus dibangun embung lainnya. Selain itu, ia juga membangun Bendungan Paseloreng yang dapat mengairi 7.000 hektar sawah.
Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. (dil)