Prof Dr Asrorun Niam Sholeh Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TANGSEL,Indotimes.co.id – Prof Dr Asrorun Niam Sholeh, M.A resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Fikih Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta, di Auditorium Harun Nasution, UIN Syahid, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (22/2).

Mengawali Pidato Pengukuhan Guru Besar yang berjudul “Living Fatwa, Transformasi Fatwa dalam Perilaku dan Kebijakan Publik di Era Milenial”, Prof Dr Asrorun Niam Sholeh tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada seluruh yang hadir pada acara penting penuh makna itu.

“Terima kasih atas kehadiran Bapak Wakil Presiden dan Bapak Menpora, serta semua yang hadir tanpa mengurangi rasa hormat tidak disebut satu per satu dalam acara penting penuh makna bagi perjalan saya ini,” ucapnya.

Sederet instansi dan lembaga telah digelutinya, seperti di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), di Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Di Kemenpora saat ini mengemban amanah sebagai Deputi Pengembangan Pemuda.

Baca Juga:  Peserta Pre IOG SCM Summit 2024 Membludak, Rudi Satwiko: SCM Jadi Ujung Tombak Mendukung Target Produksi Migas

Bila di KPAI berkutat pada bagaimana membuat pranata perlindungan terhadap anak, di MUI melahirkan berbagai fatwa yang menjadi dasar rujukan khususnya umat muslim, di Kemenpora berkonsentrasi terhadap pengembangan pemuda Indonesia.

“Terima kasih, di Kemenpora saya memperoleh amanah di bidang pengembangan kepemudaan, dan salah satu mandatnya adalah pengembangan kepemimpinan pemuda,” sebagaimana dibacakan dalam buku pidatonya.

“Hal itu saya mereformulasi konsep pengembangan kepemimpinan pemuda dengan dasar bahwa setiap kita adalah pemimpin, dan setiap anak muda memiliki fitrah kepemimpinan,” imbuhnya.

Lebih lanjut diuraikan kepemimpinan menjadi penting di setiap ranah apalagi bila pada cakupan ranah publik. Oleh karenanya intervensi dalam artian mengembangkan di berbagai ranah tersebut menjadi hal yang perlu dilakukan menjadi kebijakan.

“Saya mengklasifikasi tiga ranah kepemimpinan yang perlu diintervensi, yaitu kepemimpinan individu, kepemimpinan rumah tangga, dan kepemimpinan publik,” tandasnya.

Baca Juga:  Pengamat Nilai Silaturahmi Erick Thohir Ciptakan Hal Positif