TANGERANG, Indotimes.co.id – Kemeriahan malam pentas seni, yang dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke 72. Pada Sabtu malam (19/08/2017). Diadakan oleh para remaja Graha Indah 2 Pamulang RT 010 /03, Benda Baru, Pamulang Tangerang Selatan. Dalam acara itu panitia lebih menonjolkan tampilan yang bersifat membangun keberanian dalam meningkatkan kreativitas tanpa harus meninggalkan seni dan budaya Bangsa.
Bayu selaku Ketua Pelaksana, mengadakan kegiatan memiliki tujuan agar para generasi penerus di Benda Baru dapat memiliki karakter yang baik. Sebab sudah terlalu banyak anak muda yang terjerumus dalam kegiatan yang bersifat negatif.
Acara dikemas menarik masyarakat sekitar. Diantaranya dengan menampilkan tarian daerah dan modern, pembacaan puisi kebangsaan serta nyanyian-nyanyian yang membangun kekompakan pemuda.
Acara yang dilaksanakan malam ini, merupakan rentetan kegiatan. Yang telah dilakukan sejak 13 Agustus 2017, dengan rangkaian beberapa perlombaan.
Salah satu perlombaan yang juaranya ditampilkan pada malam kesenian adalah pembacaan puisi kebangsaan. Para warga pun terlihat terpukau atas pembacaan puisi yang dibacakan oleh tiga anak sekaligus diatas panggung.
Puisi yang dibawakan adalah ciptaan Chairil Anwar.
KARAWANG BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Suasana haru membuat para warga hening dan mengenang jasa Pahlawan. Tepuk tangan pun terdengar ramai saat puisi selesai dibacakan.