JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi atas pencapaian yang telah dihasilkan di Blok Cepu sehingga bisa dilakukan pengapalan ke-700.

“Ini merupakan pencapaian yang luar bisa yang dilakukan dengan kerja keras, kerja sukses serta mengerahkan seluruh kemampuan teknis yang dimiliki,” kata Arifin Tasrif dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Rabu (9/6).

Peresmian pengapalan ke-700 ini yang dilakuka  oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, dihadiri Dirjen Migas Tutuka Ariadji, Kepala SKK Migas Dwi Sucipto dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, di Surabaya, Jawa Timur.

Diketahui, pengapalan ke-700 produksi minyak mentah Blok Cepu merupakan sinergi anak usaha PT Pertamina (Persero). Minyak mentah Blok Cepu di Bojonegoro hasil produksi konsorsium KKKS yakni PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), kemudian dialirkan melalui pipa sepanjang 95 kilometer ke Palang, Tuban, dan ditampung di FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, Jawa Timur.

Baca Juga:  Eks Napiter Abu Fida Ingin Wujudkan Pemilu 2024 yang Damai dan Berintegritas

Selanjutnya, minyak mentah dikirim oleh VLCC Success Enterprise (MT SC Enterprise) yang dioperasikan oleh Pertamina International Shipping ke STS Tuban untuk diolah di kilang Pertamina guna memenuhi kebutuhan energi nasional.

VLCC MT SC Enterprise akan mengangkut 1 juta barel minyak mentah yang merupakan kargo bagian Pemerintah (850 ribu barel) dan BKS PI (150 ribu barrel).

Capaian lifting ke-700 Blok Cepu ini secara kumulatif lebih dari 475 juta barel minyak, atau lebih tinggi dari perkiraan keseluruhan volume cadangan minyak terproduksikan saat rencana awal Plan of Development (PoD) sebesar 450 juta barel.

“Saya percaya dengan kemampuan dan kerja sama tim teknis yang ada dan dengan sinergi semuanya, Insya Allah bisa kita capai dengan baik. Kerja sama ini diharapkan bisa terus berlangsung dan Pemerintah akan selalu mendukung upaya untuk dapat bisa mengoptimalkan produksi minyak dan gas di Indonesia,” ujar Arifin.

Baca Juga:  Bakrie Amanah, Kaltim Prima Coal & Lanal Sangatta Gelar Aksi Tanam 7000 Pohon

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan potensi di Blok Cepu di masa depan cukup besar sehingga bisa dilakukan penambahan kapasitas produksi setelah dilakukan onstream satu tahun lalu, dari 10.000 BOEPD menjadi 11.000 BOEPD.

Menurutnya, di Blok Cepu diperkirakan akan ada temuan potensi 40 juta barel minyak, sehingga direncanakan melakukan drilling test. Dari aspek gas, juga ada peluang untuk monetisasi gas sebesar 100 MMSCFD.

“Ini adalah hal-hal yang potensial di Blok Cepu ini yang diharapkan bisa diutilisasi secara optimal oleh Konsorsium Exxon dan Pertamina di masa mendatang,” ujar Dwi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pengapalan ke-700 ini membuktikan bahwa secara teknis kemampuan yang luar biasa, karena hasilnya melebihi dua kali dari yang direncanakan.

“Dengan sinergi, kita bisa mengoptimalkan produksi. Jadi pengapalan minyak mentah ke-700 akan diangkut oleh kapal yang dioperasikan oleh Pertamina International Shipping yang kemudian akan di proses di kilang-kilang Pertamina,” ujar Nicke.

Baca Juga:  Ribka Tjiptaning: Usut Tuntas Tragedi 27 Juli 1996

Mengingat tingginya risiko pekerjaan lifting, Nicke berpesan agar insan Pertamina tetap semangat, selalu fokus dan mengutamakan aspek Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Lingkungan (HSSE) dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, sehingga operasional Lifting dapat dilaksanakan secara aman dan lancar.

“Harapan ke depan, semoga kerja sama yang baik dan solid yang selama ini telah dilakukan tetap dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan, mengingat tingkat produksi yang diperkirakan akan stabil di level 200 MBOPD, sehingga bisa mendukung ketahanan energi nasional,” imbuh Nicke.

President ExxonMobil Indonesia Irtiza Sayyed mengatakan, dengan dukungan Kementerian ESDM, SKK Migas, Pemerintah Daerah, Engineer, PT Pertamina, BKS PI dan Exxonmobil bisa melakukan pengapalan ke-700 minyak mentah dari Blok Cepu.

“Ada berbagai tantangan operasional yang kita hadapi dan juga ada pembatasan terkait protokol kesehatan Covid-19, namun bisa menghasilkan secara maksimal tanpa adanya kecelakaan kerja,” ujar Irtiza.