JAKARTA, Indotimes.co.id— Yayasan Etika Moral Indonesia bersama Ceng It Thian Kun Bio Provinsi Banten merayakan Ritual Cap Go Meh, Goan Siaw 4718 HE, Chia Gwee 16, di kawasan Pluit Karang Indah VIII, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara.
Perayaan Cap Go Meh ini juga turut diikuti beragam tradisi, seperti Upacara Goan Siaw, Po’un atau ritual memohon keberkahan dan keselamatan untuk Negara, Bangsa, para umat, kesehatan serta kemakmuran bagi para peserta yang hadir.
Dalam upacara tersebut dipimpin oleh Taosu Agung Kusumo, Taosu Jony Tan, serta Taosu Zheng Xuan Yuan, serta dimeriahkan dengan ragam hiburan seperti barongsai, liong, rampak tambur, serta pohon angpao.
Ketua Majelis Taodharma Indonesia, Taosu Jony Tan menjelaskan bahwa upacara ritual persembahyangan ini merupakan salah satu ajaran dari kepercayaan umat Tiong Hoa yang disebut Tao, yang merupakan salahsatu ajaran agama tertua di dunia.
“Tahun ini, merupakan tahun yang penuh berkah, dan tahun yang banyak keharmonisan,” terang Taosu Jony Tan. Minggu (09/02/2020).
Ia pun meyakini bahwa kiprah anak muda di perkembangan era millenial saat ini dalam mempertahankan ajaran leluhur masih sangat banyak dan sangat antusias.
“Generasi anak muda saat ini, sangatlah haus akan sejarah para leluhur, dan mereka akan terus selalu mencari dan lebih kritis dalam menyerap pengetahuan,” tukasnya.
Dilain sisi, Steven Lim selaku perwakilan dari Gema Budhi Provinsi Banten menyatakan dengan keberlangsungan acara juga diprakarsai oleh para muda mudi yang turut berperan dalam perayaan Cap Go Meh.
“Dan ini menandakan bahwa, bersatunya Muda Mudi dalam keharmonisan beragama, tanpa mengenal warna, rasa, dan bentuk,” ujar Steven Lim, saat tengah membantu berlangsungnya acara Cap Go Meh di wilayah Pluit ini.
Bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Yang berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama 15 hari.