JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memberikan apresiasi terhadap dua srikandi pendaki wanita Indonesia yang menaklukan Tujuh Puncak Dunia, Fransiska Dimitri Inkiriwang (Deedee) dan Mathilda Dwi Lestari (Hilda) dari Mahitala Unpar Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.
Puncaknya dua srikandi Indonesia ini mengibarkan Merah Putih di puncak Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, sekaligus pendakian pamungkas dari rangkaian Seven Summits (pendakian tujuh lempeng dunia) yang mereka jalani sejak tahun 2014.
Kedatangan kembali Deedee dan Hilda di tanah air, disambut
langsung Imam bersama Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono dan Rektor Unpar Bandung, Mangadar Situmorang, di Terminal II Bandara Soekarno Hatta, Jumat (1/6) petang.
Dalam kesempatan itu Imam atas nama pemerintah meberikan Bea Siswa sebesara Rp 20 juta kepada masing-masing pendaki wanita pertama di Asia Tenggara yang mencapai puncak Everest.
“Saya ucapakan selamat atas prestasi yang diraih oleh kedua pendaki tim WISSEMU (The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar)
Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari yang telah berhasil mengibarkan merah putih di puncak Gunung Everest. Semangat, perjuangan dan tekad mereka serta diiringi doa orang tua dan kita semua hari ini kita melihat Deedee dan Hilda sudah kembali kepangkuan ibu pertiwi dengan kegembiraan yang luar biasa, ” ujar Imam.
Menurut Imam apa yang mereka capai, sudah melebihi dari medali emas. Semoga nanti atlet Indonesia di Asian Games bisa terinspirasi oleh kedua pahlawan kita ini, karena meraka ini sudah meninggalkan keluarga, teman dan kebahagiaan untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia.
“Mereka ini sudah mengorbankan semuanya, mereka hanya berpikir untuk memuat sejarah besar bagi negeri ini. Merah Putih ditancapkan di tujuh puncak gunung tertinggi dan tentu ini merupakan kebanggaan Indonesia dan dunia,” tandas Imam.
Imam pun berpesan kepada kedua pendaki wanita itu, utul menuntaskan kuliahnya yang tertunda karena program pendakian dunia ini. “Setelah ini semua kuliahnya juga harus diselesaikan. Tadi saya bertanya pada Rektor Unpar. Deedee dan Hilda semester berapa? Ternyata baru semester tujuh. Ini persis tujuh benua yang dilampaui dan tujuh semester. Lebih dari pada itu, Unpar harus memberikan terobosan bahwa prestasi kedua pahlawan kita ini sudah melampaui angka akademik,” jelas Imam.
Sementara itu, Deedee mengucapkan terima kasih atas sambutan yang cukup meriah ini. “Kami berdua mengucapkan terima kasih kepada Menpora, orang tua kami, teman-temam yang sudah menyambut kami di sini.
“Pada tanggal 17 Mei merah putih sudah berkibar di puncak Everest, puncak tertinggi di dunia sekaligus mengenapi perjalan kami selama 4 tahun ini dan menjadi perempuan pertama Indonesia yang menyelesaikan rangkaian Seven Summits. Bendera Indonesia di tujuh puncak dunia, keberhasilan ini kami persembahkan untuk persatuan bangsa, untukmu Indonesia!, ” ungkapnya.
Dua srikandi ini memulai perjalanannya dari Everest Base Camp (EBC) pada 11 Mei 2018 lalu, di ketinggian 5.150 mdpl sebagai titik awal pendakian sampai akhirnya mencapai puncak dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih berkibar di puncak Everest pada Kamis pagi pada tanggal 17 Mei 2018.
Adapun upaya pendakian menuju puncak (summit attempt) ini dimulai dari Camp 3 atau di ketinggian 8.225 mdpl pada 17 Mei 2018 pukul 23.30 waktu setempat.
Tim melakukan perjalanan selama 6,5 jam untuk mencapai puncak tertinggi di dunia tersebut. Tentunya perjalanan mencapai puncak ini bukanlah perkara mudah, perjalanan dari titik terakhir itu ditemani angin kencang dan suhu udara yang mencapai -25 derajat Celcius.
Perlu waktu yang panjang bagi tim untuk mencapai atap dunia tersebut. Pencapaian puncak Gunung Everest ini menjadi penutup dari misi ekspedisi mengibarkan Bendera Indonesia di tujuh gunung tertinggi di tujuh benua, atau Seven Summit.
Ekspedisi pendakian tujuh lempeng tertinggi dimulai pada tahun 2014, dengan mencapai puncak Cartensz Pyramid di Papua, kemudia dilanjutkan pendakin di puncak Elbrus di Rusia (Eropa). Setelah itu kedua srikandi Indonesia melakukan pendakian ke puncak Kilimanjaro di Tanzania (Afrika), serta melanjutkan pendakian lke puncak Aconcagua di Argentina (Amerika).
Pendakian kedua berlanjut ke puncak tertinggi Vison Massif (Antartika) yang dilanjutkan ke puncak Denali di Alaska AS, serta puncaknya menaklukan puncak tertinggi di dunia di Mount Everest di Nepal.