BADUNG, Indotimes.co.id – Kejuaraan Bali International Football Championship ( BIFC) U-15 Piala Menpora 2018 dinilai mampu memberikan pengalaman berharga bagi setiap pemain muda yang tampil di ajang kompetisi ini.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) selaku pihak yang memprakarsai ajang tersebut pun diminta untuk secara berkesinambungan menggelarnya kembali, setiap tahunnya.
Aeyh Fabroada, pelatih klub sepak bola Filipina, Apuesto Bueno United FC, mengatakan, pada dasarnya, Bali IFC merupakan kompetisi yang memang dibutuhkan untuk bisa meningkatkan jam terbang para pemain muda. “Tanpa adanya kompetisi, pemain binaan hanya jalan di tempat. Kami berharap Bali IFC bisa kembali diadakan dan kami kembali diundang,” kata Fabroada, Kamis (15/12).
Menurut Fabroada, Bali IFC bukanlah satu-satunya turnamen internasional yang diikuti oleh timnya. Ada beberapa kompetisi di luar Filipina yang telah diikuti dan salah satunya pernah diselenggarakan di Korea Selatan. Namun kehadiran Bali IFC memberikan harapan baru bagi timnya, maupun tim-tim lainnya untuk bisa mengikuti kejuaraan intrenasional. Setidaknya, ujar Apuesto, mereka bisa mengikuti kompetisi internasional hingga dua kali dalam setahun.
Hal senada juga diungkapkan pelatih klub Busan FC, Korea Selatan, Jeong Seon Hong. Seon Hong menuturkan jika para pemainnya memang selalu diikutkan ke berbagai kompetisi. Termasuk juga kompetisi level internasional di luar negeri, dimana frekuensinya bisa dua kali per tahunnya.
Namun, yang tak kalah penting, menurut Seon Hong, adalah mereka tetap fokus pada program pembinaan pada usia dini. Terutama bagaimana memastikan setiap pemain memahami teknik dasar permainan sepak bola yang baik.
“Secara bertahap dan melalui berbagai pertandingan, pemain diajarkan teknik bermain. “Latihan pun sudah terpusat sejak pemain masih kecil,” kata Seon Hong.
Sementara Bambang Warsito, pelatih klub Bara FC Indonesia, mengatakan kompetisi itu penting bagi pemain muda, namun jangan mematok target yang terlalu berat bagi mereka. Menurutnya, jika masih di usia sekolah dasar, ada baiknya setiap pemain diajarkan mengenai pemahaman formasi.
“Baru lah di kompetisi yang lebih tinggi lagi mulai belajar strategi bermain yang agak lebih rumit. Tapi, untuk pembinaan usia dini, yang sangat penting, ialah menjaga mental agar tidak cepat menyerah dan terus mau belajar,” pungkas Bambang.