Bangun Olahraga Indonesia Menuju Olimpiade 2032

TERNATE, Indotimes.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berharap momentum Hari Olahraga Nasional (Haornas) dapat mendorong masyarakat berolahraga. Kesadaran masyarakat untuk berolahraga menjadi penting dengan adanya bonus demografi 2030 dan harapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Hal tersebut disampaikan Imam, pada puncak peringatan Haornas 2018 yang berlangsung di Stadion Kei Raha, Kota Ternate, Provonsi Maluku Utara, Minggu (9/9).

Ini adalah pertama kalinya puncak acara Haornas digelar di luar pulau Jawa sepanjang sejarah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat berolahraga di wilayah timur Indonesia, yang kemudian menular ke wilayah-wilayah lain.

“Kita telah mencapai sukses prestasi pada Asian Games 2018. Kita jauh melampaui target, mendapatkan 31 emas dan menempati peringkat keempat. Target selanjutnya tentu menjaga dan bahkan meningkatkan hasil positif tersebut di ajang-ajang multi-event selanjutnya, terutama Olimpiade,” ujar Imam.

Baca Juga:  Saptoyogo Purnomo Raih Perunggu Lari 100 Meter Paralimpiade Tokyo 2020

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengingatkan dua warisan dari Asian Games, yakni masyarakat yang berolahraga dan infrastruktur kelas dunia. Karensnya dengan Haornas ini diharapkan mampu merawat dan bahkan mendorong percepatan kebangkitan olahraga nasional secara merata.

“Tidak ada prestasi tanpa partisipasi. Haornas bukan hanya soal menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga yang berujung dengan lahirnya atlet-atlet elit. Melainkan juga partisipasi aktif semua pihak, termasuk swasta, untuk misalnya menjadi Bapak Angkat cabang olahraga atau membangun sarana-sarana olahraga di seluruh penjuru negeri,” tegas menteri asal Bangkalan Madura, Jawa Timur itu.

Menurut Imam Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030. Menpora menilai situasi ini perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui olahraga.

Imam menambahkan budaya masyarakat yang berolahraga memiliki efek berganda (multiplier effect). Sumber daya manusia yang sehat secara fisik, mental, dan spiritual adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompetitif di berbagai sektor.

Baca Juga:  PB WI Bentuk Tim Satgas untuk Raih Sukses Prestasi di Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2022

“Ini semua sesuai dengan bulir Nawacita ke-9 yang berbunyi: Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial melalui penguatan pendidikan kebhinekaan dan ruang-ruang dialog antarwarga melalui aktivitas olahraga”, papar Imam.

Terkait pelaksanaan Asian Para Games 2018, Imam mengatakan tepat di puncak acara Haornas 2018, juga akan dimulai juga Pawai Obor (Torch Relay) Asian Para Games 2018.

Asian Para Games 2018 sendiri akan digelar di Jakarta pada 6-13 Oktober mendatang.

Menurutnya total ada 43 negara peserta di Asian Para Games 2018. Atlet yang berpartisipasi sebanyak 2888 orang, ditambah lebih dari 1000 official.

“Setelah Asian Games 2018, kita bersiap menggelar Asian Para Games 2018. Mari kita lanjutkan semangat berapi-api yang telah kita tunjukkan dan memukau dunia selama Asian Games 2018 ke Asian Para Games 2018,” tandas Imam.

Imam menilai Asian Para Games 2018 adalah sebuah momentum besar bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat persatuan. Ditegaskannya bahwa olahraga tidak pernah membeda-bedakan dan olahraga adalah hak setiap golongan. Dengan Asian Para Games 2018 ini, diharapkan masyarakat penyandang disabilitas mampu lebih dihargai dan diterima oleh publik.

Baca Juga:  Kejuaraan Dunia Wushu Junior VIII/2022: Airlangga Tambah Target Indonesia,Jadi 6 Emas

“Mereka ini adalah para inspirasi kita. Di tengah keterbatasan, mereka terus berjuang tanpa kenal kata menyerah hingga meraih prestasi,” ungkap Imam.

Infrastruktur yang ramah bagi para disabilitas pun telah dibangun untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan Asian Para Games 2018. Menpora berharap kedepannya pembangunan sarana olahraga di seluruh Indonesia akan mengakomodasi para disabilitas.