JAKARTA, Indotimes.co.id – Menghadapi Asian Games XVIII 2018 cabang olahraga (cabor) gulat melakukan persiapan yang maksimal, untuk pencapaian prestasi yang terbaik. Salah satunya dengan mengirimkan para atlet Pelatnas Gulat berlatih ke Bulgaria.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PGSI) 2018-2022, Gusti Randa di Jakarta, Jumat (9/2) malam.
Gusti Randa yang juga manajer timnas gulat untuk Asian Games XVIII/2018 mengatakan PGSI berharap dapat menyumbang medali emas pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Menurut Gusti peluang Indonesia meraih emas ada pada kelas 57kg putra atau 53kg putri.Untuk itulah perlu meningkatkan kemampuan para atlet yang saat digembleng di Pelatnas.
“Kami akan mengirimkan para pegulat berguru ke Bulgaria. Rencananya para atlet akan melakukan training camp selama tiga bulan dari April hingga Juli. Pelatih kepala Edem Abduraimov punya banyak jaringan disana, ini memudahkan kami untuk uji coba dengan pegulat lokal di Bulgaria,” kata Gusti Randa.
Semula PGSI membidik Rusia dan Rumania yang sejauh ini jadi kiblat gulat dunia. Tapi, menurut Gusti Randa, Rusia tengah sibuk dengan penyelanggaraan Piala Dunia dan Rumania dinilai terlalu tinggi biayanya.
Terkait hal itu, PP PGSI akan mempersiapkan 18 pegulat untuk menjalani pelatnas di Bulagaria. Pemanggilan dilakukan pada 15 hingga 21 Februari ini. Mereka yang diundang masuk pelatnas adalah para peraih medali emas dari kejurnas senior sekaligus test-event gulat Asian Games XVIII/2018, yang dilangsungkan medio Oktober 2017 di GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Menjelang berangkat ke Bulgaria para atlet akan menjalani pemusatan latihan selama sebulan di Tanah Air. Mereka juga akan sparring dengan pelapis kedua, setelah itu baru mengirim mereka ke Bulgaria untuk training camp dari April hingga Juli,” jelas Gusti Randa.
Pada kesempatan itu Gusti Randa juga menyampaikan beberapa keputusan dari rapat yang juga dihadiri oleh Ketua Umum PP PGSI 2018-2022 Trimedya Panjaitan dan Tonny Spontana, Kajati DKI Jakarta yang menjadi salah satu penasehat di kepengurusan PP PGSI 2018-2022.
“PGSI yang baru ini akan mencoba meningkatkan sesuatu yang lebih baik dan transparan dalam segala hal. Karena itu kami bertekad meningkatkan prestasi gulat Indonesia. Asian Games 2018 ini tentu jadi titik balik kebangkitan,” tuturnya.
Gusti menjelaskan PGSI juga telah membentuk tim monitoring untuk membantu analisis dan evaluasi Pelatnas. Hal ini perlu dilakukan, apala target medali emas yang dibebankan tidaklah mudah, terlebih menghadapi pegulat tangguh dari Uzbekistan.
Pihaknya aka terus memantau kekuatan mereka. Tapi dengan kapasitas sebagai tuan rumah, pihaknya juga berharap dukungan dari suporter untuk memovitasi para atlet untuk meraih prestasi terbaik nantinya.
Trimedya Panjaitan sebelumnya sudah menandatangani Surat Keputusan (SK) dari ke-18 pegulat pelatnas tersebut. Pemanggilan untuk segera memasuki pelatnas akan dilakukan oleh Gusti Randa sebagai manajer timnas.
Ke-18 pegulat pelatnas berasal dari Kaltiim (6), Jatim (4), Kalsel (3), Jabar (2), serta DKI Jakarta, Banten dan Jambi masing-masing satu. Dari 18 pegulat tersebut enam berasal dari kelas bebas putra, enam kelas bebas putri dan enam dari kelas grego-roman putra.
Ini 18 pegulat yang akan dilanggil ke pelatnas:
kelas bebas putra: Eko Roni Saputra (Kaltim/57 kg), Ardiansyah Darmansyah (Kaltim/65 kg), Rendy Aditya Saputra (Kalsel/74 kg), Fahriansyah (Kalsel/86 kg), Efriadi (Jambi/97 kg), Dimas Septo Anugraha (Jatim/125 kg); kelas grego roman: Hasan Sidik (Jatim/59 kg), M.Arliansyah (Kaltim/66 kg), Andika Sulaiman (DKI Jakarta/75 kg), Lulut Gilang Saputra (Jatim/85 kg), Ashar Ramadhani (Kaltim/98 kg), Papang Ramadhani (Kaltim/130 kg);
kelas bebas putri: Eka Setiawati (Jabar/48 kg), Dewi Ulfa (Kaltim/53 kg), Mutiara Ayu Ningtyas (Jatim/58 kg), Dewi Atiya (Jabar/63 kg), Desi Shinta (Banten/69 kg), Ridha Wahdaniyaty (Kalse/75 kg.