JAKARTA, Indotimes.co.id – Petenis tunggal putra terbaik Indonesia, Christopher ‘Christo’ Rungkat tampil sebagai juara dalam Kompetisi Internal Pelatnas Putra Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti).
Christo menjadi kampium, setelah pada laga puncak yang digelar di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (14/7), berhasil menundukan petenis muda Rifqi Fitriadi dengan skor 7-5, 6-4.
Meskipun gagal meraih kemenangan, namun penampilan Rifqi di lapa puncak cukup menyukitkan seniornya di Pelatnas tersebut. Petenis Jawa Timur, kelahiran Banjarmasin Kalimantan Selatan ini mampu tampil apik pada set pertama. Bahkan di set ini dia mampu menempel ketat perolehan poin, dengan saling bergantian memenangi gim sampai kedudukan imbang 5-5.
Namun unggul pengalaman, pada gim ke-11, Christo berhasil mematahkan servis Rifqi untuk membuat dia unggul 6-5. Namun Rifqi tak mau menyerah begitu saja, bahkan mampu memaksa pertandingan gim ke-12 dengan diwarnai empat kali deuce, sebelum Christo mengamankan kemenangan 7-5.
Memasuki set kedua, penampilan Rifqi sedikit mengendur, meski mampu menyamakan kedudukan 1-1 di gim kedua, tetapi setalah ini dia terus teringgal dalam perolehan poin.
Sebaliknya Christo, yang tampil cukup agresif dengan mengandalkan keunggulan pengembalian bola yang bervariasi memaksa Rifqi harus berjibaku menghadapi seniornya itu di set kedua ini. Petenis 21 tahun ini akhirnya menutup pertandingan dengan skor 6-4.
Dari hasil turnamen simulasi berformat round robin yang juga diikuti oleh Gunawan Trismuwantara, Lucky Chandra, Tegar Abdi, dan Nauvaldo Jati tersebut, Christo selalu meraih tiga kemenangan dan sekali kalah. Christo menang 6-2, 6-2 atas Gunawan, kemudian menang 6-1, 6-2 atas Tegar dan unggul atas Nauvaldo 6-1, 6-1. Dia hanya sekali kalah Walk Out (WO) saat melawan Lucky Chandra.
Mengomentari keberhasilanya di ajang simulasi ini, Christo mengaku bersykur masih bisa menampilkan permainan terbaiknya. Untuk para lawan yaiatu para juniornya, peraih emas ganda campuran Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 ini menilai masih banyak yang harus ditingkatkan dari peemainan para juniornya di Pelatnas tersebut
“Dari hasil sih saya menangnya masih cukup nyaman. Mereka punya potensi untuk jadi petenis bagus, namun memang masih banyak yang harus dibenahi,”ujar Christo seusai pertandingan.
Begitu juga soal penampilan Rifqi yang menjadi lawannya di laga puncak, Christo menilai Rifqi sudah banyak kemajuan, meski masih ada yang haris dia perbaiki. “Dia (Rifki) sudah sangat banyak kemajuan sejak terakhir saya latihan bareng dengan dia. Jadi mungkin juga nggak mudah untuk dapat mengalahkan dia,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Umum PP Pelti, Rildo Ananda Anwar mengatakan pihaknya terus berusaha menggulirkan kompetisi internal kepada para petenis pelatnas. Menurutnya para petenis merasa senang dan mengakui dapat kembali merasakan atmosfer pertandingan yang sesungguhnya. Jadi bukan sekedar hanya latihan terus menerus dan menjadikan sebagai wadah
“Di masa pandemi, Pengurus Pusat (PP) Pelti mengambil inisiatif untuk menggelar turnamen invitasi dalam Simulasi Internal Timnas Putra Putri dalam beberapa pekan ini. Ini agar skill dan juga kebugaran pemain terjaga untuk nantinya siap bertanding kembali mengikuti pertandingan internasional,” tambah Rildo.
Rencana selanjutnya PP Pelti akan membuat simulasi untuk pemain junior sebagai persiapan regenerasi petenis ‘Merah Putih’ kedepan.
Sebelumnya, PP Pelti telah menyelenggarakan kompetisi serupa untuk kategori putri pada awal Juli. Pasangan Christo saat meraih medali emas ganda campuran Asian Games 2018, Aldila Sutjiadi, menjadi juara kategori putri setelah menundukkan spesialis ganda Jessy Rompies.