JAKARTA, Indotimes.co.id – Persaingan kursi ketua umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2023-2027, kian seru, menyusul hadirnya sosok Komjen Pol (Purn) Oegroseno, mendaftarkan diri sebagai calon orang nomor satu di jajaran National Olympic Committe (NOC) tersebut.
Mantan Wakapolri tersebut, Rabu (14/6) mendatangi Kantor KOI di Gedung FX Senayan, Jakarta, untuk menyerahkan berkas pendaftaran dan persyaratan kepada Tim Penjaringan, yang diterima langsung Ketua Tim Penjaringan, Ngatino.
“Saya mengakui untuk mencalonkan sebagai Ketua KOI lebih sulit daripada mendaftar sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, ” tegas Oegroseno seusai menyerahkan berkas pendaftaran ke Tim Penjaringan KOI di lantai 16 Gedung FX Jakarta.
Kepada media, Oegroseno menceritakan, mengikuti jalannya pemilihan dan pendaftaran Ketua KOI sejak jaman Rita Subowo, Erick Tohir hingga ke Raja Sapta Oktohari. Namun kali ini cukup rumit, setelah ART KOI tahun 2019 – 2023.
Ketua Umum PP PTMSI ini juga mengkritisi ART KOI, yang terkesan membatasi figur yang ingin mencalonkan diri sebagai Ketua Umum.
Menurut Oegroseno
sudah seharusnya ART ini dirubah kedepannya, agar semua induk organisasi bisa mencalonkan Ketum KOI dan tak terhambat jumlah dukungan, seperti sekarang yang terbentur dengan peraturan yang ada.
Bahkan selama mengikuti pendaftaran induk organisasi olahraga di dunia, tak sesulit di Indonesia yang mengutamakan jumlah calon pemilihan dalam penyerahan berkas pendaftaran secara tertutup.
“Bila pendaftaran calon Ketua KOI sebelumnya sudah ada deklarasi dukungan dari induk organisasi olahraga, akan menimbulkan perpecahan, “jelasnya.
Karenanya Oegroseno meminta, agar ART yang ada saat ini harus dirubah, siapapun yang akan terpilih menjadi Ketua KOI 2023 – 2027. Dengan harapan dunia olahraga lebih sehat lagi Kedepannya.
Ketika ditanya apakah dengan kekurangan administrasi yang diserahkan ke Tim Penjaringan, Oegroseno menegaskan tetap maju, karena yang menentukan bukan Tim Penjaringan, namun anggota Kongres nantinya.
Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan, Ngatino mengatakan, pihaknya hanya menerima pendaftaran dan berkas calon Ketua KOI periode 2023 – 2027. Hingga saat ini baru menerima dua orang pendaftar yaitu Raja Sapta Oktohari dan Oegroseno.
Ketika ditanya bagaimana bila berkas yang diserahkan Oegroseno belum lengkap dan Raja Sapta Oktohari menjadi calon tunggal apakah harus melawan kotak kosong? Ngatino mengatakan semua diserahkan sepenuhnya pada keputusan anggota KOI yang hadir dalam Kongres apakah langsung terpilih secara aklamasi atau tidak.