JAKARTA-Indotimes.co.id – Miris dan sungguh menyedihkan mendengar jeritan karyawan KONI Pusat yang sudah 5 bulan tidak menerima gaji secara utuh.

Pada Senin, (13/9/2021) KONI yang sebelumnya menjanjikan  membayarkan  gaji 2 bulan itu pun hanya separuh atau 50 persen. Dalam posisi tak berdaya, karyawan pun terpaksa menerimanya.

“Tak ada pilihan lain bagi kami karena keluarga (anak, istri) butuh makan dan lain-lainnya,”kata Karmiyo salah satu karyawan saat dihubungi Rabu, (15/9/2021) siang tadi.

Karmiyo yang merupakan karyawan bagian keamanan (Satpam) itu lebih jauh mengatakan sudah cukup lama karyawan menderita tapi sampai kapan penderitaan ini berlangsung.

Menurut dia jika memang   KONI sudah tidak mampu memenuhi kewajibannya, ya sebaiknya para petingginya mundur alias lempar handuk.

Pernyataan Karmiyo bisa diisyaratkan bahwa Marciano Norman sebagai Ketua Umum KONI Pusat harus mundur karena dianggap gagal memenuhi kewajibannya.

Baca Juga:  Medco Power Indonesia International Tennis Championships: Tekad David Lolos Babak Utama

Diakui atau tidak sejak Marciano Norman memimpin KONI Pusat pada 2019, gaji karyawan sudah menjadi masalah serius.

Bahkan tersendatnya gaji karyawan ini sudah terjadi sejak di penghujung kepemimpinan Tono Suratman pasca OTT Sekjen KONI Hamidi oleh KPK pada Desember 2018.

Saat terpilih sebagai Ketua Umum KONI Pusat pada Musornas 2019, Marciano Norman berjanji akan menyelesaikan masalah tersendatnya gaji karyawan ini. Namun Itu hanya berlangsung 7 bulan.

Kanti Mahayanti, karyawati KONI juga mengetuk hati para petinggi KONI Pusat terutama sang Ketua Umum, Marciano Norman.

”Kami mohon kepada pemerintah khususnya Kemenpora jangan menutup mata dan telinga melihat kondisi karyawan KONI yang penuh keprihatinan,”tambah wanita yang sudah lebih dari 20 tahun mengabdi di KONI Pusat sebagai Fisioterapi itu.

Sementara itu anggota Komisi X DPR-RI yang membidangi olahraga, Prof Dr.Ir Djohar Arifin juga mengaku miris dan prihatin atas penderitaan Karyawan KONI Pusat yang sudah tidak digaji penuh selama 5 bulan.

Baca Juga:  Indira Tatya Arsanti Ingin Tembus Pelatnas Wushu Junior

“Ini masalah kemanusiaan, menyangkut hajat orang banyak, jadi jangan dibiarkan berlarut-larut, harus ada solusi,”kata Djohar yang mantan Sekjen KONI Pusat itu.

Menurut Djohar yang juga mantan Deputi IV Kemenpora ini akan mencoba mengkomunikasikan masalah ini dengan pihak- pihak terkait seperti Kemenpora dan KONI Pusat.