JAKARTA, Indotimes.co.id – Bagi Tasya Ayu Puspa Dewi atlet wushu putri Jawa Barat, raihan medali emas pada nomor Nan Dao Senior Putri pada Sirkuit Nasional Wushu Taolu Seri I/2021 yang digelar secara virtual, Kamis (25/3),merupakan berkah tersendiri baginya, bisa mengukir prestasi diantaranya persaingan para atlet putri senior dari berbagai daerah lainnya serta atlet pelatnas.

Terlepas dari kurang maksimalnya penampilan sang juara dunia 2015, Juwita Niza Wasni, yang baru pulih dari cedera pada nomor Nan Dao pada Sirkuit Nasional Wushu Taolu Seri I ini, Dewi fortuna memang lagi berpihak pada Tasya, panggilan akrab Tasya Ayu Puspita Dewi.

Gadis kelahiran Bandung, Jawa Barat, 15 oktober 2000 terlihat tampil lebih sempurna membawakan Jurus Selatan (Nan Quan). Dia sukses meraih emas dengan mengalahkan Juwita yang harus puas dengan medali perak.

“Seneng pasti bisa meraih medali emas di Sirkuit Nasional Wushu Taolu Seri I/2021. Boleh dibilang saya memang beruntung karena kak Niza yang sudah banyak meraih gelar juara di ajang internasional lagi masa pemulihan dari cidera, jadi tak bisa tampil maksimal,’ kata Tasya yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Hermanto dan Lenny Wati Tatang, saat dihubungi melalui WhatsApp.

Pengidola bintang kungfu asal China, Wang Di dan mantan atlet nasional Indonesia, Eric Losardi ini megaku sangat senang adanya Sirkuit Nasional Taolu yang digelar PB WI pimpinan Airlangga Hartarto dan didukung Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Tasya mengakui ajang Sirkuit Nasional Taolu, sebagai ajang uji coba dirinya untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. “Ya, senang pasti adanya Sirkuit Nasional Wushu Taolu karena sudah setahun tidak ada even akibat pandemi Covid 19. Di sini, saya bisa melihat perkembangan prestasi dan lawan-lawan yang bakal dihadapi pada PON Papua nanti,” kata Tasya, yang mentargetkan menyumbangkan medali emas untuk Kontingen PON Jawa Barat nanti.

Langganan peraih medali emas kejuraan wushu junior ini, mengaku berlatih olahraga wushu sejak berusia 9 tahun. Dia berlatih di Sasana Wushu Yayasan Harapan Kasih Bandung di bawah asuhan Andry Hertanton, Ginggi Safitri dan Yadi.
“Saya senang dengan olahraga beladiri wushu karena gerakan sangat indah,” ungkap Tasya, yang selalu berdoa sebelum tampil dan selalu ingat pesan kedua orang tuanya, untuk tetap semangat dalam menghadapi setiap pertandingan.