JAKARTA, Indotimes.co.id – Sukses gelar Asian Games 2018, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah renang master internasional bertajuk SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019. Event yang baru kali pertama digelar ini akan berlangsung di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, 30-31 Maret 2019 mendatang.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Harlin Rahardjo mengatakan, kejuaraan renang master internasional ini mempertandingkan nomor jarak pendek 25 meter, dan untuk pertama kalinya di gelar di Stadion Akuatik GBK.
Menurut Harlin ada sekitar 400-an perenang dari 17 negara seperti Thailand, Filipina, Singapura, Hongkong, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Italia, Uni Emirate Arab, Aljazair, Belanda, dan lainnya ikut ambil bagian.
“Diantara peserta internasional yang hadir adalah perenang asal Amerika Serikat yang juga peraih 4 medali emas Olimpiade, Jason Lezak dan peraih emas Olimpiade asal Australia, Bill Kirby,” ujar Harlin di Jakarta, Rabu (27/3).
Jason merupakan peraih 4 emas untuk nomor 4×100 meter gaya ganti Olimpiade Sydney tahun 2000, 4×100 meter gaya ganti Olimpiade Athena 2004, dan 4×100 meter gaya ganti dan 4×100 meter gaya bebas pada Olimpiade Beijing 2008.
Sedang Bill Kirby adalah peraih medali emas nomor 4×200 meter gaya bebas Olimpiade Sydney tahun 2000.
Harlin menambahkan, publik menilai selama pagelaran renang di Asian Games 2018 banyak yang terpukau dengan kolam renang GBK yang sudah berlevel dunia.
“Ini artinya publik percaya dengan kolam renang GBK yang sudah di renovasi, punya standart internasional. Dengan banyaknya event internasional, maka ini juga mendukung usaha Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” ujar Harlin yang juga menjabat sebagai Sekjen SEASF.
Ketua panitia kejuaraan, Wisnu Wardhana, mengatakan event renang master internasional ini pertama kalinya digelar di GBK Aquatic Stadium. Dan panjang kolam yang digunakan adalah 25 meter, jadi setengah dari kolam 50 meter.
“Pesertanya selain dari kawasan Asia, juga terbuka untuk umum. Artinya non Asia diperbolehkan mendaftar sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” papar Wisnu.
Wisnu menuturkan event ini akan berlangsung selama dua hari dan melombakan 34 nomor. Renang master diikuti mulai dari perenang berusia 25 tahun ke atas. Perenang tertua ada yang mencapai usia sekitar 84 tahun.
“Berangkat dari sukses Asian Games ini untuk menjaga momentum semakin mempopularkan olahraga renang di masyarakat umum. Khususnya renang bisa menjadi gaya hidup sehat masyarakat Indonesia yang memang dikenal sebagai negara bahari,” imbuh Wisnu.
Kategori usia yang dilombakan adalah usia 25-29 tahun, usia 30-34 tahun, usia 35-39 tahun, usia 40-44 tahun, usia 45-49 tahun, usia 50-54 tahun, usia 55-59 tahun, 60-64 tahun dan seterusnya. Sedangkan nomor yang dipertandingkan adalah putra putri gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu semua melombakan mulai jarak 25 M, 50 M, 100 M. Hanya gaya bebas yang ada jarak jauh 200 M. Juga dipertandingkan nomor 100 m gaya ganti. Untuk estafet nomor yang dilombakan 4×25 M gaya bebas, 4×25 M gaya ganti, 4×25 m gaya ganti campuran, 4×25 M gaya bebas campuran.
Selain mengelar kejuaraan master internasional, pihak PB PRSI juga menyelenggarakan FINA Coaching Clinic untuk renang dan loncat indah. Upaya ini dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Akuatik di Tanah Air. FINA coaching clinic untuk pelatih loncat indah berlangsung 25-29 April. Sedangkan FINA coaching clinic untuk para pelatih renang berlangsung 29 April – 3 Mei mendatang.