JAKARTA, Indotimes.co.id – Nutrisi merupakan aspek penting bagi kesehatan dan kinerja atlet secara umum. Pengetahuan tentang sumber energi dasar dapat memberikan informasi penting terkait kebutuhan atlet dalam mengantisipasi cedera dan bagi mereka yang mengalaminya.
Hal tersebut juga diungkapkan Emilia Achmadi, seorang nutrisionis yang sudah tidak diragukan lagi kiprahnya di dunia nutrisi selama puluhan tahun.
Dikatakannya, pendekatan nutrisi telah dianggap sebagai salah satu cara terbaik dalam pencegahan cedera, pemulihan dan rehabilitasi. Di luar konsekuensi biaya, cedera juga mengakibatkan beban mental dan fisik yang berat bagi atlet, baik diakui oleh mereka atau tidak.
Cedera adalah sesuatu yang normal dari suatu program latihan fisik yang dijalani para atlet. Tahap penyembuhan awal segera terjadi setelah trauma cedera berakibat pada respon inflamasi. Ini dapat berlangsung dari hanya beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada sifat cederanya.
Peradangan atau inflamasi ini sangat penting untuk memulai penyembuhan yang optimal, karena proses ini berfokus pada penyediaan antioksidan dan antiinflamasi yang secara alami bisa didapat melalui pemilihan makanan.
Atlet yang mengalami cedera berat sehingga memerlukan pembedahan harus mendapatkan nutrisi khusus sebagai dampak alami atas respon fisiologis dalam penyembuhan luka. Dalam keadaan ini, jaringan otot yang tidak aktif dalam 36 jam bisa hilang dan lebih signifikan lagi pada hari ke 5.
Pada dasarnya, tujuan rehabilitasi nutrisi adalah menyediakan kalori dan protein yang cukup untuk membantu penyembuhan luka dan mencegah hilangnya massa tubuh tanpa lemak (Lean Body Mass / LBM).
Melakukan pengukuran antropometri secara teratur selama fase ini akan menunjukkan seberapa efektif proses penyembuhan tersebut. Bahkan atlet dengan cedera yang lebih ringan semisal kram otot, atau cedera pergelangan kaki juga memerlukan perhatian nutrisi khusus.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori, BMR (Basal Metabolic Rate) harus diukur melalui kalorimetri karena mencerminkan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis. Tingkat metabolisme kemudian harus memasukkan kalori tambahan selama proses rehabilitasi seperti yang diperkirakan dengan menggunakan sebuah faktor stres.
Faktor stres ini dapat meningkatkan kebutuhan energi metabolik sekitar 20 persen dari cedera ringan dan operasi hingga 100 persen untuk cedera yang lebih parah seperti luka bakar.
Yang menjadi kesimpulan di sini adalah kondisi cedera menuntut lebih banyak asupan energi harian, terutama bagi seorang atlet.
Cedera menuntut atlet untuk beristirahat dari segala kegiatannya di jangka pendek ataupun jangka panjang. Asupan nutrisi dapat meningkatkan proses pemulihan dan penyembuhan secara optimal sehingga sangat penting untuk menggabungkan strategi nutrisi dalam tahap penyembuhan.
Respon fisiologis terhadap luka, imobilisasi (pembatasan gerak tubuh), dan cedera traumatis dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan komposisi makronutrien (karbohidrat, protein, lemak), kalori konsumsi, dan pengelolaan nutrisi serta penggunaan suplemen makanan tertentu bila diperlukan.
Proses ini termasuk juga proses identifikasi kebutuhan kalori untuk memastikan kebutuhan energi terpenuhi. Asupan protein yang lebih tinggi, dengan perhatian khusus pada konsumsi hariannya, akan membantu meminimalisir hilangnya fungsi otot dan kekuatan tubuh selama imobilisasi.
Proses rehabilitasi juga membutuhkan perencanaan nutrisi yang kuat guna meningkatkan pemulihan cedera. Pelatih, fisioterapis, dan ahli kesehatan professional lainnya harus memberikan rekomendasi nutrisi dasar selama rehabilitasi, berdiskusi tentang waktu makan yang dapat memaksimalkan proses terapi, dan merujuk pasien ke ahli diet profesional.
Karena nutrisi memainkan peran penting dalam pemulihan dan rehabilitasi cedera, intervensi nutrisi harus menjadi komponen perawatan standar setelah cedera.
Proses pemberian makanan dengan nutrisi seimbang untuk atlet renang nasional I Gede Siman Sudartawa dapat dilihat dari video yang sudah dibuat dan dapat diakses melalui website www.kachimeshi-indonesia.com.
Ada juga informasi dan pedoman dari artikel lainnya mengenai pola nutrisi seimbang, karena pola nutrisi seimbang bukan hanya untuk atlet namun juga untuk semua orang. Terutama untuk sistem imun tubuh kita di tengah pandemik ini.