Fasilitas Perkampungan Atlet Asian Para Games Belum Ramah bagi Kaum Disabilitas

JAKARTA, Indotimes.co.id – Meskipun hasil pertemuan para delegasi teknis (Technical Delegate Meeting) Asia Para Games 2018 untuk yang kedua kalinya cukup memuaskan bagi Panitia Pelaksana Asian Para Games (INAPGOC) 2018, namun  khusus perkampungan atlet (athlete village) yang akan digunakan nantinya dinilai belum ramah bagi kaum dipabel (disabilitas).

Hal tersebut diungkapkan Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari dalam keterangan resminya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/12).

“Pertemuan kami dengan tujuh perwakilan  federasi internasional yang akan dipertandingkan pada Asian Para Games 2018 sudah cukup memuaskan, namun banyak masukan dari mereka mengenai perkampungan atlet  yang belum ramah bagi kaum disabilitas,” ujar Okto sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.

Menurut Okto  INAPGOC tentunya kan meneruskan hal ini kepada  Kementerian PUPR selaku pihak yang bertangung jawab atas penyediaan perkampungan atlet tersebut, untuk segera melengkapi kekurangan fasilitas bagi kaum dipabel.

Baca Juga:  5 Partai MMA dan 1 Partai Silat Bebas, Ramaikan One Pride MMA Akhir Pekan Ini

Ini penting, agar semua pada saatnya nanti perkampungan atlet yang disediakan dapat memenuhi persayaratan bagi penyelenggaraan Asian Para Games 2018 mendatang.

Okto menjelaskan, pada pertemuan kali ini para delegasi yang terdiri dari Badminton World Federation, World Para Swimming, Internasional Blind Sport Federation, Internasional Wheel chair Basketball Federation, International Table Tennis Federation, and International Wheelchair and Another Sport Federation telah melalukan peninjauan ke veneu-venue serta athlete village.

“Mereka menilai dari sisi bangunan dan fasilitas secara umum sudah baik dan bisa dikatakan sangat layak untuk menggelar pertandingan Asian Para Games 2018 mendatang. Namun  perlu mempertimbangkan  tingkat kemacetan yang tinggi di Jakarta. Selain itu juga harus melengkapai fasilitas bagi kaum dipabel, baik itu atlet mapuan penonton, termasuk juga pasilitas  yang ada di perkampungan atlet” ungkap Okto.

Banyak masukan dari federasi internasional, seperti Shooting Para Sport (panahan), International Tennis Federation (tenis kursi roda) yang meminta dilengakapi tambahan fasilitas berupa ruan sholat dan wudhu yang ramah bagi kaum dipabel khususnya bagi pengguna kursi roda. Begitu juga akses masuk dan keluar ruangan serta menunju lantai atas atau bawah yang mudah bagi para atlet penyandang disabilitas.

Baca Juga:  Transvision Gelar Event Balap Sepeda di Tondano dan Manado

Okto menambahkan  untuk saat ini sudah ada 10 cabang olahraga (cabor) untuk Asian Para Games 2018 sudah melakukan pertemuan dengan INAPGOC, dan pada prinsipnya mereka sudah menerima semua persiapan yang telah dilakukan.

INAPGOC berharap pada pertemuan para delegasi teknis yang ketiga yang dijadwalkan pada 21-23 Desember mendatang dengan 7-8 federasi internasional lainnya, jumlah cabornyapun akan bertambah.