JAKARTA, Indotimes.co.id – Laga klasik Stapac Jakarta vs Satria Muda Pertamina kembali terulang dalam Final Indonesia Basketball League (IBL) Pertamax 2018-2019, yang akan berlangsung 21-24 Maret mendatang. Satria Muda akan menjadi tuan rumah laga pembuka di Britama Arena Jakarta, Kamis (21/3), sementara Stapac memilih C’Tra Arena Bandung sebagai markas mereka guna menjamu lawan, Sabtu (23/4).
Jika kedudukan imbang, laga penentu juara akan dilakukan di C’Tra Arena, Minggu (24/3). Stapac mendapat hak dua kali menjadi tuan rumah karena peringkat mereka di babak reguler Iebih bagus.
“IBL Pertamax 2018-2019 sudah sampai di puncak. Dua tim terbaik akan berebut gelar juara. Laga klasik Stapac lawan Satria Muda Pertamina selalu menarik, apalagi di partai final. Britama Arena dan C’Tra Arena akan jadi saksi, siapa yang bakal juara kali ini,” kata Direktur IBL, Hasan Gozali, dalam jumpa pers jelang laga final di Jakarta, Selasa (19/3).
Kaleb Ramot Gemilang dkk memang mencatat hasil mentereng. Sampai dengan babak semifinal, Stapac sudah mengantungi 19 kemenangan beruntun. Satu-satunya kekalahan diderita dari Bogor Siliwangi saat membuka kompetisi musim ini.
Sementara Satria Muda harus terseok di babak reguler. Juara bertahan ini menelan sembilan kekalahan dari 18 gim. Satria Muda melaju ke final setelah menundukkan NSH Jakarta dalam tiga gim sengit pada laga semifinal.
Pelatih Stapac Giedrius Zibenas menegaskan menghadapi laga final ini, dirinya tidak melihat rivalitas kedua tim, termasuk hasil pertemua kedua tim yang telah 11 kali bertemu sepanjang digulirkam liga bila basket di Tanah Air ini.
Pelatih asal Lithuania lebih memikirkan bagaimana timnya bisa memenangkan laga final nanti. “Saya meminta para pemain menganggap tidak usah pikirkan skor 6-5 hasil 11 kali pertemuan kedua tim. Kami menganggap skor masih 0-0,” ujar Ghibbi sapan akrab Giedrius Zibenas.
Ghibbi menambakan Satria Muda adalah tim terbaik di Indonesia, mereka punya materi pemain yang bagus dangan postur tubuh yang cukup tinggi-tinggi untuk ukuran di Indonesia.
Namun Stapac siap memenangkan laga final ini, kami telah melakukan persiapan yang maksimal untuk laga ini. Dia juga percaya para pemainnya memiliki motivasi tinggi untuk menjadi yabng terbaik kali ini.
Hal senada diutarakan kapten tim Stapac Oki Wira Sanjaya, yang mengakan kalau pelatih (Giedrius Zibenas-red) meminta mereka tetap sebagai underdog dalam laga final ini.
Karenanya dia dan rekan-rekannya tidak mau jumawa, meskipun dalam laga final kali ini tim mereka lebih diunggulkan dari Satria Muda, kalau dilihat dari penampilan Staoac selama babak regular.
“Kami hanya ingin memenangkan laga final kali ini, tekahir Stapac menjadi juara pada tahun 2014 lalu. Kami optimis bisa mengalahkan Satria Muda, di final, kalau bisa 2-0 langsung,” ujar Oki.
Sementara itu pelatih Satria Muda Youbel Sondakh, mengatakan pihaknya bersyukur bisa menembus babak final, meskipun mereka sempat keteter di usim regular kemarin.
Namun tampil di final, tidak ada pilihan bagi Satria Muda, kecuali harus memenangkan laga pamungkas ini, untuk menjadi juara IBL 2019. Para pemainpun menurutnya telah siapa segalanya, baik fisik maupun mental untuk memenankan pertarungan menghadapi Stapac, yang memang memiliki kualitas permainan sangat baik selama musim ini.
Meskipun harus kehilangan pemain asing mereka Jamarr Andre Johnson yang terpaksa absen pada laga final, Satria Muda menurutnya telah siap menghadapi laga penting ini. Pihaknya telah menyiapkan pemain pengganti, dan itu cukup berhasil saat mereka memenangkan laga semi final atas NSH Jakarta.
Sedang Arki Dikania Wisnu, kapten Satria Muda menegaskan dia dan rekan-rekanya telah siap memenangkan laga final ini. Menurutnya para pemain telah siap mental menghadapi laga ini, bagi mereka siapapun lawan di final tidak menjadi masalah, termasuk Stapac. “Kami optimis memenangkan laga final, dan menjadi juara IBL 2019,” pungkas Arki.
Sebagai informasi, Kedua tim sudah sebelas kali bertemu di babak final kompetisi bola basket tertinggI Indonesia dengan dengan keunggulan STAPAC 6-5. Pertemuan final terakhir dimenangkan Aspac (nama sebelumnya dari Stapac) di laga final tahun 2014.
Laga final IBL antara Stapac melawan Satria Muda akan menjadi duel menarik akan terjadi di bawah ring antara big man Stapac, Savon Goodman melawan raksasa Satria Muda, Dior Lowhorn. Selain itu kedua tim juga akan menunjukan adu ketajaman tembakan tiga angka dari para pemain mereka nantinya.