JAKARTA Indotimes co.id – Ulangan final Indonesia Basketball League (lBL) Pertalite musim lalu kembali terjadi dalam laga final kompetisi bola basket paling bergengsi di Tanah Air musim 2017/2018 ini.
Juara bertahan Pelita Jaya kembali ditantang Satria Muda Pertamina, pada laga final yang menggunakan format best of three itu.
Final pertama akan berlangsung di Britama Arena Mahaka Square Kelapa Gading Jakarta, Kamis (19/4). Sedang final kedua di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMSB), Jakarta, Sabtu (21/4) mendatang.
GMSB akan menjadi tempat laga final ketiga, jika dua laga sebelumnya berakhir imbang.
”Persiapan kami menghadapi final sejauh ini bagus. Kami berusaha memperbaiki kekurangan yang terlihat saat gim semi final melawan Stapac lalu,” kata pelatih Pelita Jaya, Johannis Winar.
Di babak reguler, Pelita Jaya berhasil mengalahkan Satria Muda 81-73 di Sritex Arena Solo, 24 Desember 2017 lalu. ”Kemenangan itu tak bisa dijadikan ukuran. Saat itu Satria Muda belum diperkuat Jamarr Johnson.” Tutur Ahang, sapaan Winar.
Menurutnya kehadiran Jamarr yang menggantikan Kevin Bridgewaters dinilai mengubah permainan Satria Muda. ”Ada perbedaan signifikan dengan masuknya Jamarr,” aku Ahang.
Point guard senior Pelita Jaya, Xaverius Prawiro juga mengakui ketangguhan calon lawannya di final. ”Satria Muda tim kuat dan komplet. Teknik dan mental mereka bagus, apalagi gim pertama akan bermain di kandangnya,” ujar Xaverius yang terpilih sebagai lBL Most Valuable Player (MPV).
”MVP hanya bonus dan penambah semangat. Tujuan utama adalah menjadi juara,” tegasnya.
Memelajari kekuatan dan kelemahan lawan juga dilakukan pelatih Satria Muda, Youbel Sondakh. ”Kami mantapkan mental untuk bermain all out di babak finaL nanti,” ujar Youbel.
Untuk itu Youbel mengaku akan mencoba memaksimalkan kelebihan timnya dan memanfaatkan celah dalam tim Pelita Jaya.
Center senior Satria Muda, Christian Ronaldo Sitepu antusias menghadapi final. Dia sadar tugas sebagai salah satu big man akan cukup berat menghadapi big man tangguh Pelita Jaya seperti Chester J. Giles, Adhi Pratama, Ponsianus Nyoman lndrawana dan Valentino Wuwungan. ”Kami sudah merasakan kuatnya big man mereka. Kita harus rapi dalam bertahan dan tak boleh membiarkan lawan leluasa melakukan offensive rebound,” ungkap Dodo, sapaan karibnya.
Selain Dodo, Satria Muda juga memiliki barisan big man andal seperti Kevin Yonas Sitorus, Jamarr, Laurentius Oei, Muhammad Diya Ulhaq dan Dior Lowhorn.
Dodo optimis rekan-rekannya sudah siap secara mental menghadap laga final inii ”Saya kira mental kami cukup siap, sebab ini bukan final pertama bagi para pemain Satria Muda,” paparnya.
Duel dua big man asing sepertinya memang tak terhindarkan dalam laga final kali ini, mengingat keduanya menjadi andalan tim masing-masing.
”Duel CJ dan Lowhorn pasti menjadi bagian dari laga final, tak bisa dihindari,” kata Ahang.
Tak hanya big man yang berduel, para shooter tajam kedua tim juga akan sangat menentukan. “Kita tunggu siapa yang bakal menjadi terbaik. Apakah Pelita Jaya mampu mempertahankan gelar atau Satria Muda bisa membalas kekalahan,” pungkas Ahang.