TOKYO, Indotimes.co.id – Atlet cabang olahraga (cabor) para menembak putri, Hanik Puji Hastuti gagal menjejakkan kakinya di babak final menembak nomor 10 M air rifle standing R2 Paralimpiade Tokyo 2020. Pada laga penyisihan yang berlangsung di Asaka Shooting Range itu, Hanik menempati peringkat ke-13 dengan mengumpulkan total poin 614,5.
Meski gagal melangkah ke babak final, namun Hanik mengaku cukup puas dengan penampilannya yang sudah maksimal. Atlet kelahiran Gunung Kidul, 22 Desember 1995 itu mengaku dapat pelajaran berharga dari penampilan perdananya di multi even terbesar bagi atlet disabilitas, Paralimpiade Tokyo 2020.
“Alhamdulillah saya puas dengan penampilan hari ini. Skor yang saya dapat sesuai dengan latihan, tidak jauh berbeda bahkan sama. Walaupun saya belum bisa menembus babak final, tapi saya bangga akhirnya bertanding dengan lancar tanpa terkendala apapun. Lawan di Paralimpiade ini memang berat-berat terutama dari Eropa dan di Asia itu ada China dan Iran,” ucap Hanik.
“Semoga tahun depan di ASEAN Para Games di Vietnam atau di Asian Paragames di China saya bisa lebih baik lagi dan akan saya perbaiki lagi nilai dan prestasi saya. Saya mengambil banyak pengalaman dan pelajaran dari Paralimpiade ini, mulai dari peralatan, waktu, posisi dan lainnya untuk saya terapkan di Indonesia,” tambahnya.
Peraih medali perunggu ASEAN Paragames 2015 di Singapura itu tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sudah memberi dukungan selama dia bertanding. Dia berharap di even berikutnya bisa tampil lebih baik lagi.
“Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada NPC Indonesia, pemerintah tentunya Kemenpora yang sudah mendukung dan mensupport saya. Terimakasih juga untuk masyarakat Indonesia yang sudah mendukung perjuangan saya. Saya mohon maaf karena belum bisa menyumbangkan medali untuk Indonesia. Semoga di even berikutnya saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” ungkap Hanik.
Pelatih para menembak Indonesia, Aris Haryadi mengaku Hanik sudah tampil dengan baik, meski ada kendala di punggungnya yang membuat Hanik kurang maksimal saat berlomba. Teguran dari juri membuat konsentrasinya sedikit terganggu.
“Alhamdulillah Hanik telah melaksanakan pertandingan R2 dengan skor 614,5. Sempat ada trouble waktu Hanik bertanding yaitu posisi badan yang agak miring ke kanan, yang seharusnya posisi duduk harus lurus. Kendala itu karena benjolan Spina Bifida di punggungnya, sehingga dalam posisi menembak agak kesulitan utk duduk lurus,” tambah Aris.
“Jadi dengan di tegurnya Hanik oleh juri pas menembak, sedikit bikin konsentrasi Hanik pudar pada saat menembak di seri ke 2, ke depan kita akan berusaha utk memperbaiki posisi Hanik dengan berusaha seting peralatan, terutama kursi roda, dengan harapan pada even-even selanjutnya tidak terjadi lagi insiden peringatan juri, yg akan berpengaruh pada fokus atlet saat bertanding,” tandasnya.