JAKARTA, Indotimes.co.id – Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) menanamkan nilai-nilai olahraga seperti nilai sportifitas, disiplin dan kerja keras kepada anak Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di Car Park BNI 46 Kota Tua, Jakarta, Sabtu (5/5) ini, diikuti ratusan anak didik Yayasan Tri Kusuma Bangsa.
Melalui program 18th Asian Games Goes To School, INASGOC menggandeng Yayasan Tri Kusuma Bangsa melakukan edukasi nilai olahraga kepada anak jalanan untuk ikut terlibat di dalam perhelatan pesta akbar olahraga se-Asia Agustus mendatang.
DR. Devie Rahmawati, pengamat sosial dan Kepala Program Studi Vokasi Universitas Indonesia mengatakan bahwa Kehadiran INASGOC untuk melibatkan anak-anak jalanan dalam perhelatan akbar ini menjadi momentum penting bagi memori kolektif anak-anak jalanan.
“Secara psikologis, pertama, mereka akan memiliki tingkat kepercayaan diri baru, ketika Panitia Pelaksana Asian Games, khususnya para atlit memompa semangat perjuangan, kerja keras yang dimiliki para atlet kepada anak-anak jalanan. Kedua, anak-anak akan merasa memiliki harga diri, karena kehadiran mereka diperhatikan dan menjadi bagian dari sebuah perhelatan dunia. Ini akan menjadi pengalaman mental yang besar bagi mereka.” Jelas Devie.
Devie juga menambahkan program seperti ini memberikan pesan simbolik bahwa kejayaan sebuah bangsa dalam bidang olahraga, tidak akan mungkin terwujud bila tidak dibina semenjak dini melalui pembinaan anak-anak.
“Maka dari itu, kita tidak boleh abai dengan satu anak sekalipun, karena itu berarti kita melepas peluang lahirnya bintang-bintang olahraga di masa datang,” tandas Devie.
Sementara itu, Any Kusuma dewi, Ketua Yayasan Tri Kusuma Bangsa mengatakan bahwa Asian Games adalah event besar sebuah perlombaan olahraga.
Olahraga mengajarkan bukan hanya kekuatan jasmani saja, tetapi juga sebuah sportivitas, kerjasama dan meningkatkan rasa kepercayaan diri.
“Anak-anak marginal yang bekerja dijalanan serta anak-anak difabel sangat memerlukan hal-hal tersebut untuk menunjang perkembangan mereka baik fisik atau mental secara utuh” ungkap Any.
Yayasan Tri Kusuma Bangsa berdiri sejak tahun 2012, yang memiliku banyak anak asuh atau anak didik dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia.