JAKARTA,Indotimes.co.id – Panitia Nasional Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) secara resmi memutus kerjasama dengan Kiostix, selaku pengelola tiket pertandingan pesta akbar olahrag se-Asia. Keputusan itu diambil menyusul ricuhnya penjualan tiket yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Hal tersebut disampaikan Deputi II INASGOC, Francis Wanandi alam keterangan resmi yang digelar di Main Press Centre (MPC) di Gedung JCC Jakarta, Jumat (24/8) malam.
Francis mengakui, pihaknya memang sempat ditegur Dewan Olimpiade Asia (OCA) terakit masalah tiket. Itu terkait banyak bangku kosong di berbagai venue, utamanya Istana Olahraga Gelora Bung Karno (Istora GBK) Seanayan, sebagai tempat pertandingan bulu tangkis.
Sebagai gantinya jelas Francis, INASGOC menggandeng dua perusahaan. Yaitu Blibli.com dan Tiket.com yang masih satu grup dan Loket.com untuk menangani pengeloaan dan penjulan tiket selanjutnya.
Francis menjelaskan penunjukkan ketiga vendor ini sebagai antisipasi membludaknya keinginan masyarakat untuk menyaksikan pertandungan Asian Games 2018. Ini dilakukan untuk memastikan keberadaan mereka bakal lebih memudahkan dalam penjualan tiket.
“Kami sudah belajar dari animo masyarakat yang ingin menyaksikan pertandingan langsung di venue dalam beberapa hari awal Asian Games 2018. Keberadaan Blibli.com, Tiket.com, dan Loket.com, akan memudahkan calon penonton untuk membeli tiket,” ujar Francis.
Francis menegaskan, INASGOC dan ketiga vendor ini bakal lebih memudahkan masyarakat dalam pembelian tiket. Misalnya, calon penonton cukup menunjukkan pdf pembelian secara online untuk masuk ke venue. Sehingga penonton tidak harus menukarnya lagi seperti sebelumnya. Upaya ini juga untuk meminimalkan keberadaan calo.
“Ketika berita banyak bangku kosong itu sedang masa transisi. Antara, Kiostix dengan ketiga vendor. Namun, kini prosesnya sudah selesai,” tandas Francis yang didampingi Director International OCA Vinod Tiwari.
Francis menambahkan sistem tiket online ini juga untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak membeli di calo. “ Mengenai calo, kami serahkan ke pihak kepolisian. Sebab, tidak ada undang-undang untuk memenjarakan mereka,” pungkasnya.