JAKARTA, Indotimes.co.id — Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir berharap momentum perayaan hari jadi ke-93 PSSI , untuk menjadi pemicu ke depannya sepak bola Indonesia lebih maju lagi.
Karenanya Erick memastikan PSSI akan bekerja lebih keras untuk terus memperbaiki persepakbolaan Indonesia.
Erick mengatakan , tidak ada yang sia-sia dari sebuah perjuangan. Menurutnya posisi Indonesia yang saat ini berada di urutan ke-149 ranking FIFA menunjukkan ranking Indonesia meningkat jika terus berjuang.
“Kita tak pernah di bawah (ranking) 150. Nah, ini baru dua bulan sudah ke-149, artinya apa? Kalau kita kerja lebih giat lagi, potensinya besar. Tinggal bagaimana kita kompak, bersatu, ini bukan kerja individu, ini kerja sama sama, supaya kita memastikan timnas bisa juga dapat peringkat yang lebih baik,” jelas Erick.
“Masa ekonomi kita tumbuh terus, tahun ini diprediksi tumbuh 5 persen, ya, banyak negara di Eropa di bawah kita ekonominya. Tapi jangan sampai pertumbuhan ekonomi ini bertolak belakang dengan prestasi olahraga. Nah ini yang kita coba jaga khususnya di sepak bola,” tambah Erick.
Tidak Melupakan Sejarah
Pada kesempatan itu pula, Erick mengingat untuk tidak melupakan sejarah, yaitu peran para pahlawan sepakbola Indonesia.
Karenanya pada perayaan HUT PSSI ke-93, para ‘pahlawan’ sepak bola, seperti para legenda pemain timnas Indonesia dan mantan wasit diundang untuk menghadiri perayaan ulang tahun PSSI itu.
“Ini harus menjadi perhatian kita kepada sejarah sepak bola yang tentu kita perhatikan. Kalau kemarin, wasit kita berikan landasan paling tidak, tidak hanya kepastian kesejahteraan untuk meniup peluit 10-15 kali, tetapi juga ada bantuan daripada asuransi,” kata Erick, dalam syukuran menjelang ulang tahun PSSI ke-93 di Selasar Tribun VIP Barat Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan Jakarta, Jumat (14/4) petang.
Hal ini sangat penting, lanjut Erick, karenanya, PSSI mempunyai juga wacana untuk mensejahterakan para legenda itu.
“Kalau kemarin, wasit kita berikan landasan paling tidak, tidak hanya kepastian kesejahteraan untuk meniup peluit 10-15 kali. Begitu juga ada bantuan daripada asuransi untuk para pencipta sejarah ini, juga perlu dipikirkan,” tandas Erick.