JAKARTA , Indotimes.co.id – Kabar duka datang dari dunia suporter sepakbola Magelang. Dona Lukmansyah, Ketua Supporter Gate 1 yang menjadi fansbase terbesar sepakbola magelang PPSM meninggal dunia. Dona mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu 24 Mei 2023 pukul 20.30 WIB, dan telah dimakamkan di Temanggung.
Kabar duka itu pun pertama kali disampaikan langsung oleh kerabat dekat nya, yakni Gemma Sasmita, salah satu pengurus pusat KORMI Nasional ( Komite Olahraga Masyarakat Nasional) periode 2019-2024 yg dinahkodai oleh Hayono Isman (Menpora periode 1993-1998 era Soeharto).
Gemma menyampaikan informasi itu melalui pesan Whatsapp. Dalam laporan yang disampaikan oleh Gemma itu, Dona Lukmansyah mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu 24 Mei 2023 pukul 20.30 WIB.
Dona Lukmansyah merupakan pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah. Sejak kecil Dona suka bermain bola, hingga kecintaanya di lanjutkan pada dukungan penuh kepada tim kesayanganya PPSM ( Perserikatan Paguyuban Sepakbola Magelang ) dengan mempelopori dan menahkodai Gate 1 ( Komunitas supporter Bola PPSM). Gate 1 mula mula didirikan sebagai bentuk konkret dukungan kepada PPSM yang beranggotakan lebih dari 2000 orang. "Kalo untuk sosok Dona atau yang sering di panggil Pak Be dia termasuk orang yg dapat menyatukan atau merangkul antara komunitas kecil-kecil sebelum terbentuknya Gate 1. Kiprah dia sebagai suporter sangat di hormati selain sebagai pendiri dia juga sangat pintar untuk merangkul orang-orang yg ingin ikut suporteran." kata salah satu teman di Gate 1.
Dari situlah, ungkapnya komunitas fanbase Gate 1 mampu berkembang besar, tak lepas dari kepiawaian Dona dalam menyatukan semuanya.
Pembentukan tim sepakbola PPSM Sakti Magelang sudah lama bahkan sebelum masa kemerdakaan bangsa Indonesia. PPSM awalnya berdiri pada 15 Maret 1919 dengan nama awal Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM). Kesebelasan ini didirikan oleh Wihardjo bersama empat klub, yakni Persatuan Sepak Bola Mosvia, Starmvogels, HKS, dan Among Rogo. Setelah PSSI terbentuk dan IVBM Menjadi anggotanya, nama IVBM-pun di ubah menjadi PPSM pada tahun 1925. Prestasi terbaik di era perserikatan adalah menjadi juara ke-3 pada tahun 1935.
Tahun 1975 (musim 1973/1975) sempat berlaga di kerjurnas PSSI (kejuaraan perserikatan level tertinggi pada saat itu) dan masuk 18 besar. Sejak tahun 2005 berlaga di divisi 3 liga Indonesia setelah sebelumnya bermain di Divisi II A zona Jawa Tengah.
Tahun 2006 lolos ke divisi dua namun saat itu bergabung dengan klub asal sleman, Panca Sakti sehingga namanya pun berubah menjadi PPSM Sakti Magelang. Nama tersebut sebenarnya hanya dipakai pada musim 2007 saja saat masih berlaga sebab merger dengan manajemen Panca sakti hanya satu tahun. Salah satu pendiri Galatama yakni Klub Tidar sakti, yang mengikuti kompetisi Galatama dari tahun 1979-1982, juga berasal dari Magelang maka nama tambahan ‘Sakti’ tetap di pertahankan
"Saya sangat merasa kehilangan sosok Dona, teman baik saya, kami sering berdiskusi mengenai masa depan sepakbola Magelang dan masalah masalah yang ada, dia memiliki tekad bulat untuk kontribusi dalam perbaikan sepakbola magelang pada porsi nya dan kita saat ini sedang mempersiapkan beberapa program untuk kontribusi-memajukan sepakbolah Magelang dimulai dari manajemen supporter nya, namun apa boleh dikata, Tuhan terlalu menyayanginya, kita doakan agar dona tenang di sisi Tuhan YME " ujar Gemma .
Gemma yang ditemui di Senayan, Jakarta juga menyampaikan jika PPSM harus benar benar bisa mengembalikan kejayaan sebelumnya untuk bermain di Divisi Liga 2 atau kedepan, bahkan Liga 1. "Apalagi kan saat ini ada PT Tidar Sakti Magelang, artinya mereka sudah berupaya keras memenuhi ketentuan statua FIFA, mulai ada penataan internal, jadi tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berbenah ke arah sepakbola magelang yang lebih baik lagi kedepanya dan jangan lupa para supporter juga perlu diperhatikan." imbuhnya.
Gemma Juga berpesan kepada seluruh supporter sepakbola PPSM Magelang khsusunysnya Gate 1, untuk terus semangat, menjaga kekompakan, ketertiban, perdamaian, melanjutkan perjuangan Dona.
"Supporter masa kini harus keren, harus contoh rapihnya supporter di Eropa, terkelola baik, karena sepakbola menyatukan kita semua, menjadi simbol semangat pemuda dan olahraga, dan tentu menjadikan masyarakat kita sehat dan gembira,bukan sebaliknya" pungkasnya.