JAKARTA, Indotimes.co.id – Para pecatur muda Indonesia mulai unjuk kemampuan, menuai prestasi pada Kejuaraan Percasi-SCUA FIDE RATED 2024.
Pecatur muda Nayaka Budidharma, tampil sebagai juara setelah mengungguli para pecatur senior pada hari terakhir kejuaraan yang berlangsung di Gendung Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Bekasi, Jawa Barat, Minggu (3/3).
Torehan gemilang itu diraih Nayaka yang berhasil merebut gelar juara di kategori Open. Pecatur berusia 17 tahun itu menjadi kampiun dengan membukukan poin tertinggi 8 poin dari 9 babak yang dimainkan.
Secara mengejutkan Nayaka berhasil menaklukkan pecatur senior Master Fide (FM) Maksum Firdaus 2183 pada babak 9. Dari 9 babak Nayaka tak pernah kalah, dengan 7 kali menang dan 2 kali remis.
Posisi Runner up juga dikuasai pecatur muda Mausyach Suri Kemas Ade Krisna (1980) yang mengemas 7 poin.
Pecatur senior Eko Supriyono (2143) yang membukukan 7 poin harus puas di peringkat ketiga.
Raihan prestasi yang dicapai para pecatur muda ini, disambut gembira PB Percasi.
Dewan Pembina PB Percasi, Eka Putra Wirya mengaku senang karena Kejuaraan yang digelar di SCUA ini mampu dimenangkan oleh pecatur muda.
“Ini menjadi bukti pembinaan yang dilakukan PB Percasi berjalan dengan baik. Terjadi regenerasi atlet. Lahir pecatur-pecatur muda yang berkualitas,” kata Eka Putra Wirya yang juga pendiri dan owner dari SCUA.
Eka memastikan PB Percasi akan mendukung penuh perjuangan para atlet untuk meraih terbaik. Salah satunya dengan mengirimkan mereka ke turnamen-turnamen internasional.
“Setiap prestasi akan diganjar dengan kesempatan untuk mengikuti turnamen,” ujarnya.
Eka juga optimistis para pecatur muda bisa mengikuti jejak sukses para seniornya, asalkan mereka memiliki daya juang dan mau kerja keras.
“Sangat mungkin. Tapi perjalanan masih sangat panjang. Semuanya tergantung pada pemain tersebut. Kalau dia mau kerja keras dan mencurahkan seluruh dayanya. Kita akan mendapatkan pemain bintang,” tandanya.
Eka pun memuji program pembinaan yang dilakukan PB Percasi di bawah komando Ketua Umum Grand Master Utut Adianto.
“Saya juga melihat banyak sekali anak-anak yang masih di usia dini yang memiliki bakat luar biasa. Pembinaan yang dilakukan PB Percasi sangat baik. Terbukti menghasilkan pecatur-pecatur berprestasi. Regenerasi saat ini berjalan dengan baik,” tambahnya.
“Kalau kita perhatikan tim nasional catur kita berisi pemain-pemain muda. Menurut saya pembinaan yang benar seperti ini,” imbuhnya.
Menurut Eka, jika dilatih dengan baik dan diberi kesempatan mengikuti banyak turnamen, para pecatur muda akan berkembang lebih cepat.
Gedung SCUA yang dilengkapi dengan Museum Catur dan berbagai sarana dan fasilitas, kata Eka, dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung prestasi para pecatur muda Indonesia.
“Kita punya tempat ini (Gedung SCUA). Saya rasa turnamen akan lebih banyak kita adakan. Kemudian kita juga mempunyai Museum Catur dengan platform pembinaan lewat konsep edutainment. Artinya kita mempergunakan teknologi yang merangsang anak untuk kreatif,” ucapnya.
“Memancing kreatifitas itu penting. Agar anak-anak suka. Kalau mereka sudah menyukai tentu sangat memudahkan untuk menempa mereka menjadi pecatur tangguh dan berkualitas,” pungkas Eka.